Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Bermain dengan Bermandikan Cahaya Bulan, Nostalgia Tak Terlupa Saat Ramadan

2 April 2023   10:31 Diperbarui: 2 April 2023   10:52 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Nurul Huda sebelum direnovasi, disinilah sentra kegiatan Ramadan Desa Rajawetan(dokpri)

Acapkali merindukan suasana tanpa gawai, lepas dari riuhnya kendaraan bermotor, untuk saat ini rasanya itu tak mungkin, namun bila memutar kembali memori nostalgia tentang masa kecil saat Ramadan. Beragam gambaran terasa jelas, kampung bernama Rajawetan, tentu banyak menyimpan bongkahan nostalgia.

Saat itu penerangan listrik belum masuk ke Rajawetan, untuk menerangi rumah ketika malam, yang digunakan adalah lampu teplok dengan kawat penyangga untuk cantelan, selain itu ada lingkaran yang terbuat dari kaleng, biasa di hiasi gambar artis artis berwajah oriental. Meski minim penerangan di malam hari, tapi kebahagiaan tak pernah berkurang.

Namun momen yang paling di tunggu adalah ketika bulan sempurna, bulat penuh dengan cahaya tak segarang matahari, cahaya purnama membuat anak anak bergembira dan bisa "mulan" alias bermain dengan cahaya bulan purnama. Puluhan tahun berlalu, kepingan nostalgia itu tak pernah pudar. Namun sayang suasana itu tak terdokumentasi, jarang banget orang desa punya kamera saat itu.

Saat itu aktifitas bermain lebih banyak di luar ruangan, tempat main berupa tanah kosong, kebun atau pekarangan berhalaman luas, seru rasanya menghabiskan waktu di malam hari ketika bulan puasa. Usai tarawih, masih mengenakan sarung tapi di lilitkan di pinggang, memainkan permainan bersama teman sebaya merupakan hal yang di tunggu.


Sodor dan Bubutulan Permainan Seru Tak Terlupakan

Penulis bersama teman teman masa kecil, mereka memercikan nostalgia saat Ramadan. Dokpri
Penulis bersama teman teman masa kecil, mereka memercikan nostalgia saat Ramadan. Dokpri

Permainan legend yang kerap dilakukan saat bulan puasa adalah Sodor atau Gobak Sodor, setiap regu memiliki pemain tiga orang. Permainan ini mengandakan kecepatan dan kelincahan, ada yang tim menyerang dan menjaga. Jika tim yang menyerang harus bisa menerobos pertahanan, sedangkan tim yang bertahan sebisa mungkin mampu mencegah tim lawan masuk areal permainan.


Sodor sangat seru bila kedua tim sama hebatnya, permainan akan menarik bila kedua tim sama kuat. Belum lagi dukungan dari penonton yang menambah semarak pertandingan, tak ada batasan waktu, pemenang ditentukan bila tim mampu membobol pertahanan lawan.

Permainan lainnya adalah "Bubutulan", jika di tilik, bubutulan sangat identik dengan permaianan Bentengan. Dua regu saling berhadapan, mereka harus mempertahankan batu yang menjadi pijakan. Saling kejar kejaran, bila lawan tersentuh, mereka menjadi tawanan. Bila tawanan semakin banyak, maka sangat mudah untuk menyerang markas lawan dan merebut batunya.

Bubutulan jelas harus memiliki kaki yang kuat, namun juga diperlukan taktik agar memenangkan pertandingan, kecepatan lari adalah kunci, biasanya anak anak yang memiliki kecepatan lari yang mumpuni, akan menjadi bintang Bubutulan dan diperebutan ketika akan melakukan pertandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun