Anak Kos Perlu Kreatif saat Bulan RamadanÂ
Misteri Topik 1 dalam Ramadan Bercerita cukup menantang. Topik yang diangkat berjudul Kreasi Makanan Berbuka Anak Kos. Sebagai "mantan" anak kos tentu saya tergelitik untuk bercerita masa-masa saat kuliah di Yogyakarta.
Selama tiga tahun kuliah di Yogyakarta, saya pindah kos sebanyak empat kali. Bukan diusir ibu kos, lho. Pindah tempat karena ingin merasakan suasana yang berbeda-beda. Untuk itu, saya mencari lokasi kos yang berbeda suasananya dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Kos pertama tinggal satu rumah dengan induk semang (ibu kos). Pada awalnya, saya memasak nasi sendiri. Ada kompor minyak tanah dan panci untuk menanak nasi. Kemudian, untuk sayur dan lauk-pauk, saya selalu membeli sayur matang.
Pada saat menanak nasi, ada panci khusus yang dapat diletakkan di atas panci untuk nasi. Di dalam panci khusus itu biasa saya gunakan untuk menghangatkan sayur. Nah, bisa menghemat minyak tanah kompor. Istilahnya, sambil berenang minum air (eh, puasa dilarang minum, ya).
Kalau habis menanak nasi baru memanaskan sayur, tentu minyak tanah kompor akan cepat habis. Dengan cara meletakkan panci sayur di atas panci untuk menanak nasi, bisa hemat minyak tanah dan hemat waktu pula.
Untuk menghemat pengeluaran, saya membeli sayur berkuah. Sekali beli sayur masak digunakan untuk dua kali makan, yaitu untuk makan siang dan makan malam.
Ramadan Tiba, saat Bergerilya
Setelah beberapa bulan ngekos di dekat kota (daerah Sagan, Gondokusuman, Jalan Solo-Yogya), saya pindah kos yang terpisah dengan induk semang (ibu kos). Lokasi dekat kampus ASTI.
Banyak rumah kos di daerah itu. Ada rumah kos elit dan sederhana. Saya pilih kos-kosan yang sederhana. Namun, tidak bertahan lama karena banyak tikus. Selanjutnya, saya pindah ke kos ketiga yang satu rumah dengan induk semang (lagi).
Suasana cukup ramai di kos-kosan ketiga itu. Lokasi agak jauh sedikit, yaitu di sebelah utara Selokan Mataram. Saya lupa nama daerahnya.