Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pendidikan Timnas U-16, Apakah Cerminan Dunia Pendidikan Indonesia?

15 Agustus 2022   12:05 Diperbarui: 15 Agustus 2022   12:16 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilistrasi Supartono JW

Tapi, wujud yang dilakukan para guru di kelas tetap saja dalam kategori mengajar, belum mendidik, dan terus masih miskin kreativitas dan inovasi.

Dalam artikel-artikel tentang pendidikan yang sudah saya tulis, tidak terhitung sudah berapa kali saya mengulas menyoal mengajar dan mendidik dan akibatnya bagi siswa perilaku siswa siswa bersangkutan baik di dalam kelas, di dalam sekolah, di dalam rumah/keluarga, dan di dalam kehidupan masyarakat, dunia nyata, hingga sumbangsihnya untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Mana siswa yang lebih berhasil dan berkontribusi menyumbang nama baik dan hal-hal yang membanggakan dirinya, sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara? Apakah siswa yang hanya menerima pengajaran atau siswa yang didik oleh para guru dan sekolahnya?

Bima Sakti, menyebut kata didik dan mendidik, dan dia sendiri juga meneruskan mendidik anak-anak di gerbong U-16 dengan bekal pedagogi ala dirinya, maka wujudnya nyata. Ukurannya, saya sebut hasil didikan Bima Sakti, yang pondasinya sudah dibekali oleh para pegiat sepak bola akar rumput yang mendidik mereka adalah menorehkan rapor TIPS yang standar untuk prasyarat sebuah tim bernama  Timnas. Karena mencapai target TIPS standar, tim pun meraih gelar juara yang tidak sekadar mengangkat trofi.

Tetapi Bima berhasil melanjutkan dengan pedagogi ala dia, mendidik intelegensi, personality, teknik, dan speed anak-anak menjadi anak-anak yang TIPS mengerucut pada pribadi yang berkarakter, luhur budi, menghargai, tahu diri, peduli, rendah hati, membumi dengan ibadah sebagai pondasinya.

Kementerian pendidikan?

Kementerian Pendidikan dan stakeholder terkait hal pendidikan di Indonesia, menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-77, ada kado manis bagi Bangsa, Negara, dan seluruh rakyat Indonesia, yaitu Tropfi AFF U-16 2022 di tengah hasil  pendidikan formal di Indonesia yang masih dalam kondisi terpuruk.

Trofi ini dipersembahkan oleh anak-anak belia usia di bawah 16 tahun (U-16) yang mewakili anak seusianya di seluruh  Indonesia. Mereka tergabung dalam gerbong Tim Nasional Sepak Bola Indonesia di bawah naungan PSSI. Di dalam gerbong itu juga ada pengajar/pendidiknya.

Sehingga, gerbong yang tidak berbeda dengan sebuah kelas di suatu sekolah formal/informal, dalam proses pengajaran dan pendidikannya mengarungi turnamen sepak bola antar negara seluruh Asia Tenggara, berhasil menjalankan visi-misi, tujuan, sasaran, targetnya, dan mampu meraih apa yang didambakan, dicitakan, karena setiap bagian dari gerbong tersebut berproses secara benar dan baik. 

Gerbong itu pun, melanjutkan dari pendidikan dan pembinaan yang telah dilakukan oleh para pegiat sepak bola akar rumput yang terlebih dulu membekali pondasi TIPS anak-anak ala pegiat sepak bola akar rumput di wadahnya. Sebab, tidak ada Kurikulum baku yang dapat dijadikan acuan dengan benar, bahkan tidak berbau akademis.

Walau pun begitu, keberhasilan anak-anak U-16 ini adalah keberhasilan kolektif dan tidak sepotong-sepotong dalam prosesnya, Tidak instan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun