Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Klarifikasi Mahfud MD soal Pemerintah Koruptif dan Oligarki, Ada Salenco

4 Mei 2021   15:10 Diperbarui: 4 Mei 2021   15:20 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pernah dengar istilah salenco? Ternyata istilah ini baru saja diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, karena menganggap ada yang salah paham atas pernyataannya.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salenco berarti tidak nyambung. Salenco adalah ungkapan situasi yang dalam kultur jawa secara umum bermakna "missed" atau tidak klop atau situasi di mana ada selisih. Biasanya digunakan dalam konteks komunikasi antara dua pihak yang secara spesifik bermakna salah-paham (missunderstood).

Namun, benarkah terjadi salah paham antara media yang mengutip pernyataan Mahfud dengan apa yang sebenarnya Mahfud maksud?

Jujur, rasanya agak aneh. Mustahil, media  mainstream sampai salah paham dalam mengutip pernyataan Mahfud. Sebab, atas pernyataan yang dikutip dan dianggap salah paham itu, masyarakat Indonesia memang jadi gerah atas pernyataan Mahfud. Sehingga, tanpa disadari Mahfud justru membikin polemik dan kisruh baru.

Namun, tanpa membela keduanya, apakah yang benar kutipan berita dari media karena sesuai fakta pernyataan Mahfud atau memang benar Mahfud sedang tidak membela diri karena pernyataannya dikutip salah, minimal dengan klarifikasi yang dilakukan, membuat polemik diakhiri. Media pun kembali mengangkat berita klarifikasi.

Sebelumnya, pada 1 Mei 2021, pernyataanya yang diberitakan oleh media mainstream beredar luas, bahkan saya pun langsung mengangkat pemberitaan tersebut dalam artikel, sebab  berita datang dari media yang dipercaya publik, saya pun yakin, kisah Mahfud yang meminta masyarakat tak kecewa kepada pemerintah yang koruptif dan oligarki adalah sesuai fakta dan benar.

Sungguh meski pada akhirnya media mainstream tersebut juga mengangkat berita soal klarifikasi Mahfud MD, sejatinya saya berpikir mustahil media bersangkutan salah kutip pernyataan.

Tetapi, bila pada akhirnya Mahfud MD membuat klarifikasi, saya pun bersyukur, sebab, polemik yang dibikin Mahfud MD diselesaikan dan tidak menambah kegaduhan.

Klarifikasi

Pada kesempatan klarifiasi, Selasa (4/5/2021) kepada awak media di Jakarta, Mahfud MD mengklarifikasi pernyataannya yang meminta masyarakat tak sepenuhnya kecewa terhadap pemerintahan yang koruptif di Indonesia.

Dari pemberitaan yang dikutip tanggal 1 Mei, Mahfud menegaskan yang ia katakan itu adalah dua hal yang berbeda yang tak punya hubungan kausalitas.

Demokrasi Indonesia dianggap sudah kebablasan sehingga melahirkan banyak korupsi. Karenanya Mahfud bilang, ini harus diperbaiki sebagai bagian dari upaya melawan korupsi.

Sementara terkait fakta bahwa sejak Indonesia merdeka, angka kemiskinan turun secara konsisten dari waktu ke waktu. Meski banyak korupsi, menurut Mahfud, berkah kemerdekaan itu telah menurunkan angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu, apalagi jika tidak ada korupsi.

Mahfud pun menutup klarifikasi
"Banyaknya korupsi itu fakta, turunnya angka kemiskinan itu fakta lain yang tak ada hubungan kausalitas. Dimana salenconya," kata Mahfud Md.

Memang dalam klarifikasi sama sekali tak terungkap menyoal kalimat yang mengungkap Mahfud meminta masyarakat tak kecewa kepada pemerintah yang koruptif dan oligarki.

Pertanyaannya, apakah kalimat itu muncul begitu saja, jatuh dari langit, tanpa ada yang mengungkap? Apakah media mainstream yang mengangkat berita memang salah kutip?

Tapi, sudahlah. Mahfud MD telah mengklarifikasi tak mengatakan meminta masyarakat tak kecewa kepada pemerintah yang koruptif dan oligarki.

Dengan demikian, Maffud pun paham dan tahu persis, masyarakat memang sangat kecewa kepada pemerintahan yang tak amanah, koruptif, dan oligarki.

Tapi, saya juga bingung, di mana salenconya, ya? Masa ada api jika tak ada asap? Tak akan ada akibat, bila tanpa sebab, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun