Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ambang Batas Parlemen: Menyoal Dinamika Demokrasi dan Ancaman Oligarki Politik

1 Maret 2024   20:21 Diperbarui: 2 Maret 2024   07:02 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera partai politik peserta Pemilu 2024 dipasang di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (17/1/2023). (KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS))

Dalam perjalanan demokrasi, partai politik menjadi pilar utama. Mereka mencerminkan keberagaman pandangan dan kepentingan masyarakat. Namun, apakah banyaknya partai politik selalu menguntungkan demokrasi?

Partai politik sangat vital dalam sistem demokrasi. Banyaknya partai politik dalam negara demokrasi membawa berbagai manfaat. Dengan adanya banyak pilihan, masyarakat memiliki lebih banyak opsi untuk mewakili dirinya di parlemen atau pemerintahan. Hal ini memberikan peluang untuk representasi yang lebih baik terhadap beragam kepentingan dan pandangan politik.

Selain itu, kehadiran banyak partai politik meningkatkan dinamika politik dalam sebuah negara. Kompetisi yang sehat antara partai politik mendorong diskusi publik yang lebih luas. Ini juga mendorong pemerintah untuk bertanggung jawab kepada rakyat.

Namun siapa sangka, dalam banyak kasus, keberadaan banyak partai politik tidak selalu berarti demokrasi yang lebih sehat. Penelitian Roberto Stefan Foa dan Yascha Mounk mengungkap realitas di balik banyaknya partai di parlemen. 

Dalam penelitiannya tentang "The Democratic Disconnect", Foa dan Mounk menyoroti bahwa keberadaan banyak partai politik tidak selalu menghasilkan demokrasi yang lebih sehat. 

Mereka menunjukkan bahwa terlalu banyak partai politik dapat mempersulit pembentukan mayoritas stabil dan memungkinkan oligarki politik untuk berkembang. 

Partai-partai kecil mungkin menjadi alat bagi kelompok-kelompok elit untuk mempertahankan kontrol atas politik, menciptakan sebuah bentuk oligarki politik yang kurang transparan.

Dari hasil penelitian Foa dan Mounk, kita bisa melihat bahwa ada konflik antara manfaat dan risiko dari banyaknya partai politik dalam sebuah negara demokrasi.

Ambang Batas Parlemen. Partai politik peserta pemilu 2024 (Screen Shoot dari Kompas.com)
Ambang Batas Parlemen. Partai politik peserta pemilu 2024 (Screen Shoot dari Kompas.com)

Salah satu contoh konkret di mana terlalu banyak partai politik telah mengarah pada terbentuknya oligarki politik adalah situasi di Italia. Sejak tahun 1946, Italia telah mengalami serangkaian pemerintahan yang sering kali tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh oligarki politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun