Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

PSSI, Tengoklah Kompetensi Pembina dan Pelatih Sepak Bola Akar Rumput Kita

11 Januari 2021   09:56 Diperbarui: 19 Januari 2021   07:59 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pssi.org

Bagaimana orang-orang seperti itu bisa ada di sepak bola akar rumput, dan masuk grup pula. Tidak tahu kompetisi sepak bola kita terhenti karena politik. PSSI juga hanya jadi kendaraan politik. Lihat Ketua Umum PSSI kita sekarang, apa yang sedang dirintisnya di luar sepak bola? Mau jadi Gubernur, mengikuti pendahulunya. Apa namanya? Sepak bola untuk politik atau politik numpang sepak bola?

Lewat artikel ini, saya mengetuk PSSI, lihat pembina dan pelatih akar rumput kita. Dan, harus diingat, ini Indonesia, bukan negara lain Asia Tenggara, Asia, dan Dunia. Maka, pembina/pelatih sepak bola akar rumput adalah ujung tombak.

Saat sekolah formal tak tatap muka, SSB dan sejenisnya bisa menggantikan ikut mendidik siswa yang sama.

Tapi bila fakta dan kondisinya seperti ini, apa yang bisa diharapkan dari akar rumput sepak bola?

Pembina dan pelatih sepak bola akar rumput wajib memiliki kompetensi menjadi pendidik yang secara berkala pun ada uji kompetensinya karena yang dihadapi anak-anak pondasi bangsa.

Lihatlah, guru sekolah formal yang berkompeten saja, berkali-kali saat ikut Uji Kompetensi Guru (UKG) tak lulus, lho.

Coba simak apa yang diungkap oleh Yusuf Kurniawan (Yuke), komentator sepak bola nasional yang sekaligus Direktur Kompetisi Sepak Bola Akar Rumput Swasta melalui pesan WA kepada saya, Rabu (6/1/2021)

"Sepakbola banyak mengajari kita bagaimana memaknai hidup yang bermanfaat, tidak harus selalu menjadi pemain bola pro endingnya, tapi seberapa bermanfaatnya kita (dan anak-anak kita nanti) untuk kehidupan di sekitar kita. Itulah esensi hakiki yang menurut saya sebagai parameter sukses kita berkecimpung di sepakbola."

Pertanyaannya, mampukah pembina/pelatih sepak bola akar rumput yang tak berkompeten menjadi guru di lapangan mengantar siswa/pemain seperti yang diungkap oleh Yuke untuk kehidupan bila tak berbekal ilmu dan berwawasan cukup standar baik yang didapat secara formal dan nonformal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun