Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Dari Kompasiana, Terbit "Jelajah Eropa"

11 Agustus 2022   14:34 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:46 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelajah Eropa di antara buku-buku travel lainnya. Sumber: dokumentasi pribadi

"Buku adalah jendela dunia!" Begitulah majas yang hingga kini diamini semua pecinta buku. Apalagi buku-buku genre perjalanan yang membius pembacanya untuk melanglang buana. Tanpa beranjak dari rumah pun, kita seakan sudah berada di berbagai destinasi wisata impian itu. Dan itu sebabnya sejak dulu pun saya selalu suka membaca. Dan jika sudah membaca, kadang bisa terbenam lama bersama buku itu.

Buku-buku yang saya beli pun begitu beragam. Namun, sebagian besar sesuai dengan passion sendiri, yakni buku-buku seputar perjalanan wisata atau 'Travel Guide Books'. Dan setelah belasan tahun, jumlahnya kian banyak saja. Bertumpuk di dalam rak-rak buku di rumah.

Dari terbitan "Insight Guides", hingga keluaran "DK Eyewitness Travel". Kedua penerbit buku perjalanan wisata kondang itu memang favoritku! Tidak hanya lengkap dengan berbagai detil dari setiap destinasi wisata, tetapi juga penuh dengan foto-foto berwarna yang sangat memikat.

Tentu saja saya juga sesekali membeli buku dari Lonely Planet, penerbit buku perjalanan terkenal lainnya. Dan tidak lupa, berbagai buku perjalanan wisata yang diedarkan penerbit dalam negeri. Misalnya, Amerika & Eropa karya Myrna Ratna- Kompas, The Naked Traveler- Trinity, dan sebagainya.

Meskipun demikian, saya sendiri tidak berani bermimpi akan memiliki sebuah buku perjalanan karya sendiri. Apa yang mau ditulis lagi? Bukankah hampir semuanya sudah bisa ditemukan di internet. Info apapun yang dicari kan tinggal nanya sama Uncle Google. Lagi pula, kata yang lain, pamor buku cetak sudah kian memudar.

Namun, pandangan saya berubah sejak mengenal Kompasiana. Persisnya pada tanggal 21 April 2020 lalu. Mengapa tidak menulis saja sesuai pengalaman sendiri? Sesuai dengan apa yang sudah dilihat dan dialami sendiri. Dan bukankah sudah tersedia ribuan koleksi foto bidikan sendiri. Dari ratusan destinasi wisata ternama pula.

Singkatnya, setelah menghasilkan sebuah tulisan pertama berjudul "Namanya Postcard", tetapi oleh Admin diganti menjadi "Menjelajah Objek Wisata Dunia melalui Koleksi Postcard", saya makin jatuh cinta dengan Kompasiana. O ya, judul artikel pertama itu memang diganti, tetapi sekaligus dihadiahi label Artikel Utama.

Artikel pertama di Kompasiana. Sumber: Tangkapan layar Kompasiana
Artikel pertama di Kompasiana. Sumber: Tangkapan layar Kompasiana
Dan cinta itu kian menebal setelah makin mengenal blog keren ini. Kompasiana ternyata tidak hanya sebuah platform yang menyediakan pentas bagi semua penulis untuk menampilkan karya tulisnya. Tetapi, di sini pun kita bisa memperluas wawasan dan menimba ilmu dari para suhu, meminjam sebutan guru dalam dunia persilatan ala Kho Ping Ho, yang tidak pernah ragu membagikan pengalaman berpetualang di dunia literasi.

Lengkap sudah! Kompasiana sudah seperti sebuah universitas bagi siapapun yang mau memperdalam kemampuan tulis menulis. Deretan penulis handal kerap membagikan berbagai kiat praktis untuk menulis. Bahkan sampai menerbitkan sebuah buku. Le Voila! Ini dia...

Untuk menerbitkan sebuah buku tentunya butuh perjuangan yang tidak mudah. Selain jumlah tulisan, juga harus memastikan gaya tulisan kita masih dapat dinikmati pembaca. Belum lagi tantangan untuk tetap konsisten menulis. Tidak mudah, my friend!

Akan tetapi, di sinilah hebatnya Kompasiana! 

Ketika Anda mulai kehilangan motivasi menulis, tidak kurang pula hadir berbagai ulasan yang membuat Anda terpacu untuk kembali menulis. Seperti yang selalu dibagikan oleh Pak Tjiptadinata, Pak I Ketut Suweca dan banyak Kompasianer hebat lainnya.

Dorongan dari deretan Kompasianer handal itu sudah seperti kutipan terkenal dari Pramoedya Ananta Toer, yakni: "Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah!".

And that's the beauty of Kompasiana!

Bisa terus menulis karena selalu mendapat motivasi dari banyak Kompasianer lainnya. Sumber: Tangkapan layar Kompasiana
Bisa terus menulis karena selalu mendapat motivasi dari banyak Kompasianer lainnya. Sumber: Tangkapan layar Kompasiana
Waktu pun berlari cepat. Setahun lebih berlalu. Kumpulan artikel perjalananku pun kian banyak. Banyak teman, termasuk beberapa Kompasianer, mulai mendorong untuk segera membukukan tulisan-tulisan itu. Tentu saja mau! Tetapi, bagaimana caranya? Lagi-lagi, saya harus berterima kasih telah diterima kuliah di "University of Kompasiana". 

Pasalnya, soal membikin buku bukan hal baru di Kompasiana. Banyak Kompasianer yang sejak lama telah sukses menerbitkan buku. Baik secara sendiri maupun bersama Kompasianer lainnya. Mulai dari sang Maestro Pak Tjiptadinata, Romo Bobby (Ruang Berbagi), I Ketut Suweca, Ari Budiyanti, Hennie Triana, CL Patterson, Ikhwanul Halim, Alip Yog Kunandar, dan banyak lainnya.

Mas Alip Yog Kunandar pula yang kemudian membantu saya mewujudkan impian itu, yakni memiliki sebuah buku catatan perjalanan sendiri. Sebagai sesama Kopites, fans Liverpool, saya tentu sangat berterima kasih atas dukungan Mas Alip yang mungkin diam-diam bilang, "You'll Never Walk Alone, bro!".  Hehehe.

Bersama Mas Alip Yog Kunandar, sesama Kopites. Sumber: dokumentasi pribadi
Bersama Mas Alip Yog Kunandar, sesama Kopites. Sumber: dokumentasi pribadi
Selain Mas Alip yang membantu menerbitkannya, di balik itu ada beberapa Kompasianer yang ikut menorehkan sepotong testimoni yang sangat berharga untuk buku yang sedang diproses saat itu. Sungguh suatu dukungan yang sangat membesarkan hati. 

Terima kasih Suhu Acek Rudy, Numerologist kondang dari Makassar; Romo Bobby Steven, Penulis handal yang lama bermukim di Roma; CL Patterson, Hotelier profesional yang kini sudah kembali sibuk; dan juga Mas Alip, dosen dan sekaligus penerbit di Yogya. Thank you very much!

On top of that, saya sungguh bahagia ketika Pak Nurulloh, COO Kompasiana, pun berkenan memberikan sebuah Kata Pengantar yang indah. Ah, betul juga kata banyak sahabat Kompasianer. Kompasiana is not just a blog to share your articles. It's already like a big family! Saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam Keluarga Besar Kompasiana. Matur Nuwun, Pak Nurulloh!

Begitulah, buku "Jelajah Eropa" pun akhirnya terbit pada awal April 2022 lalu. Tepat ketika dunia pariwisata bersiap menyongsong datangnya musim semi, khususnya di Eropa dan berbagai belahan dunia lain di Northern Hemisphere. Waktu yang tepat untuk merilis buku ini.

Jelajah Eropa, dari Maliboro ke Mancanegara. Sumber: dokumentasi pribadi
Jelajah Eropa, dari Maliboro ke Mancanegara. Sumber: dokumentasi pribadi
Dan di luar dugaan, buku ini ternyata mendapat sambutan cukup hangat dari banyak teman di komunitas Tour Leader di Jakarta dan berbagai kota lainnya. Puji syukur atas semua karunia-Nya! Ternyata nama besar Kompasiana sangat membantu meyakinkan pasar pembaca di tanah air. 

Mungkin inilah buku perjalanan pertama yang ditulis seorang Tour Leader di Indonesia. Dan lebih penting lagi, buku setebal 224 halaman ini dilengkapi foto-foto berwarna hasil karya sendiri. Berbeda dengan sebagian besar buku perjalanan terbitan dalam negeri yang umumnya berwarna hitam-putih saja.

Undangan 'book launching' di komunitas Tour Leader di Jatim dan Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi
Undangan 'book launching' di komunitas Tour Leader di Jatim dan Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi

Atas kebaikan hati banyak Tour Leader dan sebagian Backpacker internasional pula, buku "Jelajah Eropa" ini ikut diajak menjelajah ke berbagai destinasi wisata di benua biru Eropa. Dari Amsterdam- Belanda sampai Lucerne- Swiss. Uniknya, ada pula yang membawanya sampai ke Santa Monica, Los Angeles. Padahal tidak ada satu halaman pun yang bercerita tentang Los Angeles. :)

Kolase beberapa foto dari berbagai kota di mancanegara. Sumber: FB Tonny Syiariel
Kolase beberapa foto dari berbagai kota di mancanegara. Sumber: FB Tonny Syiariel

Buku "Jelajah Eropa" itu sendiri meliputi 32 destinasi wisata di 12 negara Eropa. Mulai dari London di Inggris sampai Athena di Yunani. Dan setiap artikel yang ditulis selalu dihiasi berbagai foto destinasi wisata. Full color! Persis seperti kebiasaan saya selama ini ketika membagikan sebuah artikel travel di Kompasiana.

Well, kembali ke kisah di balik penerbitan buku ini. Saya tentunya tidak bermaksud untuk membanggakan pencapaian kecil ini. Toh, sudah banyak Kompasianer lain yang telah membikin buku pula. Tetapi, tulisan ini sejatinya hanya membagikan sedikit kebahagiaan. Kebahagiaan yang telah lama hadir sejak mengenal Kompasiana lebih dari dua tahun lalu.

Salah satu artikel dari Kompasiana yang masuk ke dalam buku pertama ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Salah satu artikel dari Kompasiana yang masuk ke dalam buku pertama ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Apalagi kala teringat momen spesial di tanggal 27 November 2021 lalu. Sungguh tidak terlupakan! Tepat di hari ulang tahunku itu, saya mendapatkan dua Awards sekaligus di ajang Kompasianival 2021, yakni "The Best in Specific Interest" dan "People Choice". Dan semuanya itu terjadi semata karena dukungan banyak Kompasianer yang luar biasa!

Hingga kini dan selamanya, saya selalu merasa bersyukur dan berterima kasih. It's such an amazing moment to remember! Dan sekarang ini, ijinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih lainnya. Buku "Jelajah Eropa" ini pun bak sebuah hadiah berharga lainnya dari Kompasiana dan Kompasianer untukku. 

Yup, tanpa ada Kompasiana dan dukungan dari semua pembaca setia artikel-artikel perjalananku di Kompasiana, maka tidak akan pernah ada buku "Jelajah Eropa"! Betul itu. Dan itu betul!

Terima kasih!

***

Jakarta, 11 Agustus 2022

Oleh: Tonny Syiariel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun