Mohon tunggu...
juliana tondang
juliana tondang Mohon Tunggu... -

Aku perempuan tak elok. penghalang binar matamu, tetapi aku tak sudi kau olok. Semoga kau tahu!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Delusi di Bawah Pohon Meranggas

17 Februari 2017   13:22 Diperbarui: 17 Februari 2017   13:55 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana aku meninggalkannya? Benihnya sudah tertanam di rahimku. Lagipula dia lelaki berangasan. Aku takut kamu diapa-apakannya"

Saat itu kekasihku hanya diam. Kepalanya tertunduk dalam. Pelan kekasihku melangkahkan kaki. Sebelum pergi jauh kekasihku membalikkan badan, menatapi diriku sedemikian rupa.

"Hiduplah bersamanya sampai kamu melahirkan. Setelah itu aku akan  menjemput kamu. Di sini, di tempat pertama-kali aku menyatakan cinta pada kamu"

Tiupan angin pagi membuai diriku. Aku terlena dalam mimpi. Mimpi sepasang tangan yang terjulur ke arahku. Tangan kekasihku.

Silau matahari menyadarkan diriku. Kukucek-kucek mataku pelan. Kurasakan punggungku basah. Aku terkesima saat aku ingin beranjak. Pohon tempat kutumpangkan punggungku ternyata pohon tempat aku dan kekasihku memadu kasih waktu dulu. Masih jelas terlihat sayatan pisau kekasihku tertera di kulit pohon

Terpahat namaku dan nama kekasihku. Masih terlihat jelas pahatannya.


Kembali kukucek-kucek mataku. Kutatapi sekitar. Rupanya matahari mulai tinggi. Perlahan aku berdiri lalu beranjak dari tempat itu. Melangkah meniggalkan gemerlap impianku barusan.

Malang, 11 Oktober 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun