Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ferdinand Murka, Rizal Ramli-Gatot Dikritik Mahfud MD, Ruhut Memaafkan

23 Oktober 2020   17:04 Diperbarui: 24 Oktober 2020   12:57 8398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UU Ciptaker ini kalau mau dipahami, justru membongkar pusat2 keruwetan yg jd penghalang kemajuan kita, tp pusat keruwetan itu selama ini jd bisnis yg menghasilkan bg segelintir sj. Sejak lama kesemrawutan itu menghasilkan banyak uang bg segelintir raja2 kecil (Sumber gambar: jatimtimes.com)

"UU Ciptaker ini kalau mau dipahami, justru membongkar pusat2 keruwetan yg jd penghalang kemajuan kita, tp pusat keruwetan itu selama ini jd bisnis yg menghasilkan bg segelintir sj. Sejak lama kesemrawutan itu menghasilkan banyak uang bg segelintir raja2 kecil." Ferdinand Hutahaean.

Reaksi dan aksi dari lahirnya undang-undang Cipta kerja tampaknya belum berakhir. Di media massa, televisi, hingga media sosial tanya jawab dan perdebatan tentang undang-undang ini terus berlangsung.

Padahal untuk menenangkan publik Presiden Jokowi sudah memberikan keterangan pers tentang substansi dan tujuan besar dari undang-undang ini.Tapi publik tetap curiga karena kurangnya transparansi dari pembuatan undang-undang ini.

Beberapa sosok yang terus secara konsisten menanggapi undang-undang ini misalnya, Ferdinand Hutahaean dan Ruhut Sitompul.

"Ajakan pembangkangan sipil olh kaum aktivis ngehek itu hanya implementasi kebencian kepada pemerintah, bukan soal membela hak2 buruh, atau hak2 rakyat lainnya. Akademisi koq ngajaknya pembangkangan sipil, akademisi itu mestinya dijalur norma bkn jalur menyimpang."Ferdinand Hutahaean.

"Sy sarankan kpd pemerintah, tak usah perdulikan ajakan pembangkangan sipil dr aktivis ngehek itu, misalnya tak bayar pajak itu tak mgkn terjadi. Pemogokan berkelanjutan? Tak mgkn terjadi. Penolakan ini hanya olh sedikit kelompok saja tp dibesar2kan secara opini olh media."Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand tampak agresif sekali menangkis serangan para penolak UU Cipta kerja.Terutama mereka yang berdemonstrasi secara anarkis.Konsen sekali tampaknya Ferdinand pada isu ini.

Bahkan hanya karena berbeda pendapat dengan partai Demokrat, Ferdinand sampai memutuskan keluar dari Demokrat yang membesarkan namanya.

Walau tidak seaktif Ferdinand di media sosial, Agresifitas Ruhut Sitompul tidak kalah dari Ferdinand.

"Sahabat2 Mahasiswa Buruh & Elemen lainnya demo memang tdk dilarang apalagi demo damai tapi faktanya krn ada penumpang2 gelap begundal2 provokator & anarko demo menjadi anarkis, sudahlah niat demo damai itu menjadi rusak belum lagi adik2 dibawah umur ikut dilibatkan MERDEKA."Ruhut Sitompul.

Ruhut pun memberi nasehat kepada semua orang, secara khusus diarahkan pada tokoh politik yang terus dirasa dendam karena kalah Pilpres. Ruhut meminta semua pihak untuk saling memaafkan.

Di sisi lain ada kejadian yang sangat menarik di acara Indonesia Lawyer Club. Hadir di sana Gatot nurmantyo, Rizal Ramli dan Menko polhukam Mahfud MD. Memang bukan hal luar biasa melihat tokoh-tokoh penting duduk di Indonesia Lawyer Club.

Karni Ilyas Sebagai wartawan senior yang dihormati banyak tokoh tidaklah sulit untuk mengundang orang-orang penting di negara ini ke acaranya. Itu sebab Indonesia lawyer club begitu ikonik dan tak tergantikan.

Menarik di sana mendengar penjabaran Profesor Mahfud MD. Bagaimana Mahfud MD menarik kita ke masa lalu dimana pemimpin pemimpin terdahulu pun selalu dituduh tidak Pancasila.

Mulai dari Soekarno sosok yang melahirkan Pancasila pun jatuh karena dituduh Pro komunis dan tidak Pancasila. Demikian juga Soeharto yang dituduh liberalis dan tidak memprioritaskan sistem ekonomi yang Pancasila.

Begitu seterusnya sampai ke era Joko Widodo. Lalu Mahfud juga mempertanyakan tentang isu komunis. Misalnya saat Gatot jadi Panglima TNI, saat Gatot jadi Panglima TNI toh tidak ada satupun komunis yang ditangkap.

Karena memang komunis itu tidak ada. Demikian juga saat Rizal Ramli menjadi menteri, isu-isu Yang disuarakan Rizal Ramli saat ini pun sebenarnya sudah disuarakan oleh orang-orang lain di zaman Rizal Ramli sebagai Menteri.

Mahfud MD mempertegas bahwa tidak ada isu baru yang dibawa oleh Rizal Ramli dan Gatot. Demikian juga dengan KAMI. Semua kritik yang disampaikan oleh KAMI sesungguhnya sudah ada dari dulu.

Kesimpulannya apa? Dinamika publik beserta perdebatannya adalah elemen penting dalam demokrasi. Maka sesungguhnya tidak perlu ada anarkisme juga tidak perlu ada hoaks diciptakan.

Karena dinamika Ini pun adalah hiburan tersendiri. Di sinilah kedewasaan kita dalam berdemokrasi dilatih untuk semakin matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun