Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel: Kaska, Merak Sombong yang Diselamatkan oleh Makanannya

6 Maret 2023   23:43 Diperbarui: 6 Maret 2023   23:45 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

"Aku tak bisa istirahat, kalian terlalu berisik. Kalian saling pamer keindahan hanya untuk kawin dengan betina-betina jelek itu?"

"Kau aneh sekali. Lihatlah, semua jantan saling berkompetisi mencari perhatian. Kau malah sibuk menghina bulu-bulu para betina. Populasi kita semakin sedikit, apa kau mau spesies kita punah? Sudahlah, jauh-jauh kau sana, jangan ganggu kami," balas Dodo, merak jantan yang paling tua di antara mereka dengan nada kesal.

Kaska tak mau berdebat lebih lama. Ia tahu jika tak satu pun di antara teman-temannya akan berpendapat sama dengannya. Maka ia pun meninggalkan kumpulan itu yang masih terus menari sambil mengibaskan ekornya untuk menarik betina-betina yang ada di sekitar sana.

Setelah kejadian malam itu, banyak merak jantan yang tak suka dengan keberadaan Kaska di tengah-tengah mereka. Kaska mulai merasa kesepian,kawan-kawannya menjauh. Ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan hutan sambil berharap menemukan kawanan lain yang lebih menyenangkan.

*

Selama dua hari Kaska berjalan keluar dari hutan yang sangat luas itu. Mengapa ia tak terbang agar lebih cepat? Karena Merak hanya akan terbang jika ia merasa berada dalam situasi terancam. Kaska senang, karena sepanjang perjalanan ia menemukan banyak pucuk-pucuk rumput dan dedauan yang bisa ia santap tanpa harus berebut dengan merak-merak yang lain.

"Kalian pikir aku akan sedih berada jauh dari kalian? Lihat apa yang aku dapatkan di sini," celoteh Kaska masih dengan jiwanya yang angkuh.

Sampai akhirnya Kaska menemukan cacing yang menggeliat di tanah basah yang tengah ia lewati. Cacing itu berwarna cokelat, nampak jelek di mata Kaska. Si cacing tahu Kaska akan memakannya, namun alih-alih kabur, cacing itu justru memilih untuk menghadapi Si Merak angkuh itu.

"Baru kali ini aku lihat burung merak berjalan sendirian di hutan belantara ini," ungkap cacing.

"Aku juga baru kali ini melihat makhluk jelek yang begitu berani berbicara denganku,"

"Jelek? Katamu aku jelek? Hei, walaupun aku jelek, tapi kau membutuhkan aku, protein yang terkandung dalam tubuhku bisa membuatmu kenyang, paham?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun