Mama dan beberapa orang akhirnya membawa adik saya Ota untuk diobati.hari mulai malam. Dari kejauhan saya melihat Bapak pulang dari kebun. Saya tetap bersembunyi dan tidak mau pulang. Dari kejauhan saya mendengar suara bapak saya marah.
Ia pun memanggil saya dengan suara yang cukup keras. Beberapa kali saya tidak menjawab. Namun pada akhirnya saya menjawab panggilan tersebut dan langsung menuju ke rumah. Saya begitu takut untuk menghadapi bapak. Dalam hati saya berkata ini pasti kena pukul.
Bapak nampak begitu marah. Saya mencoba memberanikan diri untuk mendekat bapak. Tiba-tiba tangan mendarat di pipi saya. Mendengar itu, mama langsung berlari menuju ke saya dan langsung memeluk saya dengan eratnya. Emosi bapak kian menjadi dan mencoba memukul dan mengarah kepada kepala saya namun mama begitu cekatan menutup kepala saya dengan tangannya. Tangan bapak mengenai jam yang dikenakan mama dan jam tersebut pecah.
Mama pun membawa saya untuk menjauh dari bapak dan berusaha menenangkan saya. Bapak pun memeluk adik saya Ota dan memangkuhnya. Melihat adik saya Ota saya menangis. Bapak dan mamapun akhirnya memberikan nasihat kepada kami bertiga terutama saya sebagai anak besar. Pesan bapak dan mama" moi bine moe pe mae siu. Mae ka awada pee bine moe ( jaga saudarimu baik baik. Baik atua buruk itu saudarimu). Setelah itu saya meminta maaf dan memeluk adik saya ota.
(Tobias Ruron)