Semua itu menuntut ketekunan, kedisiplinan, serta doa yang tiada henti.
Setiap mahasiswa yang duduk di hadapan para penguji bukan hanya membawa kertas berisi teori, tetapi juga membawa cerita perjuangan, pengorbanan keluarga, dan doa orang tua.
Maka, ketika sebuah tesis dipresentasikan, yang sebenarnya tampil bukan sekadar karya tulis, melainkan buah dari keteguhan hati dan kerja keras.
Tim Penguji: Penjaga Mutu Akademik
Dalam ujian ini, Lisma Ramadani diuji oleh tim dosen berpengalaman yang menjadi penjaga standar akademik: 1. Prof. Dr. Fatimah, S.E., M.Si. (Ketua Penguji); 2. Dr. Tobari, S.E., M.Si. (Sekretaris); 3. Dr. Trisniarty A.M., S.E., M.M. (Anggota I); 4. Dr. Yudha Mahrom DS, S.E., M.Si. (Anggota II); 4. Dr. Fadhil Yamaly, S.E., Ak., M.M. (Anggota III).
Para penguji ini tidak hanya hadir untuk menilai, tetapi juga membimbing dengan pertanyaan, arahan, serta masukan berharga agar penelitian mahasiswa memenuhi standar akademik.
Suasana ruang ujian begitu khidmat, setiap kata yang disampaikan penguji menjadi pengingat sekaligus motivasi.
Seyogyanya Lisma pun bisa menjawab dengan nalar yang penuh kesabaran dan penuh perhatian, berusaha meyakinkan bahwa karyanya lahir dari proses panjang dan sungguh-sungguh.
Di tengah ujian, Lisma sempat meneteskan air mata. Air mata itu mencerminkan beratnya perjuangan yang telah ia jalani, mulai dari menulis, mengolah data, hingga mengatur waktu di tengah kesibukan.