Mohon tunggu...
Toat Mucharif
Toat Mucharif Mohon Tunggu... Profesional -

Mengembalikan hidup ke asalnya yang sederhana....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Caleg Gagalku Gagal

18 Maret 2019   14:57 Diperbarui: 18 Maret 2019   15:47 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, Pak Wahab tidak malah semakin tenang, dia malah berlari ke jalan sambil bawa parang dengan teriak - teriak menyebut nama Juki. Warga yang dari tadi berkumpul juga semakin panik, dan saling berpikir gimana caranya menghentikan Pak Wahab yang semakin kacau.

Tiba - tiba, tanpa diduga orang-orang, Kang Darno yang baru pulang dari sawah, merangkul dengan kencang dari belakang badan Pak Wahab, sambil memuntir tangan kanan Pak Wahab yang memegang parang. Orang-orang tanpa komando, saling berlari membantu Kang Darno untuk memegang badan Pak Wahab. Dan, parang segera diambil dari tangan Pak Wahab oleh Lek Kadir. Pak Wahab, teriak-teriak kencang sekali sambil mencoba berontak untuk melepaskan diri dan terus berteriak-teriak menyebut Juki, namun badan yang sudah mulai renta Pak Wahab, tak mampu lepas dari pegangan warga yang saling membantu memegang seluruh anggota tubuh Pak Wahab.

Akhirnya, Pak Wahab lunglai, melemah sambil menangis dan menagis dengan tetap menyebut Juki. "Jukiii...Juki....kamu terlalu Juki, dimana kamu....kamu kejam Jukiii",  kata Pak Wahab sambil menangis.  Pak Wahab, akhirnya dibawa masuk kerumah sambil tetap dijagain banyak orang.

Malam itu, kampung ramai sekali dengan banyak orang, berkumpul disetiap ujung gang, ngomongin Pak Wahab yang masih terus dijaga tetangga dan saudara-saudaranya.

Dan, kemudian warga terkejut mendengar kabar Pak Wahab pingsan dan terlihat mobil Andi keluar rumah membawa Pak Wahab ke rumah sakit. Lek Kadir, yang dari kemarin masih saja menjaga Pak Wahab, terlihat naik motor dibelakang mobil Andi.

Menurut informasi Kang Diono, Pak Wahab mau dibawa ke Rumah Sakit di kota, setelah kejang-kejang lalu pingsan. Kang Diono tidak tahu kenapa dan apa yang menyebabkan semuanya itu, selain menduga-duga kalo sebab semuanya adalah stress yang sangat berat.

Malam semakin larut, warga masih berkumpul menunggu informasi dari sanak saudara, bagaimana kabar Pak Wahab dirumah sakit.

Dirumah sakit, Pak Wahab dibawa ke ruang ICU dalam keadaan yang tidak sadarkan diri. Slang infus terlihat terhubung dengan tangannya, 2 orang suster terlihat memeriksa kondisi yang masih belum sadarkan diri.

Dibelakang suster terlihat Andi dan Lek Kadir yang seksama mengikuti proses pemeriksaan dari suster-suster yang meskipun cantik, tapi sedikitpun tak mempengaruhi Andi dan Lek Kadir.

Begitulah, 3 hari berlalu dan akhirnya warga mendapat jawaban atas semuanya, Pak Wahab berpulang ke Yang Maha Esa setelah 3 hari tak sadarkan diri. Menurut kabar yang beredar, Pak Wahab terkena serangan jantung, hingga mengakibatkan dia meninggal dunia.

Begitulah, nasib naas Pak Wahab yang berambisi mengabdikan dirinya, disisa sisa umur senjanya. Namun, kenyataan berkata lain dan beliau meninggalkan semua warga disaat warga mengharapkan niat baiknya menjadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun