Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

The Power of Togetherness is The Greatest of All

27 Januari 2022   10:05 Diperbarui: 27 Januari 2022   11:11 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengaplikasikan Hidup Dalam Keberagaman Walaupun ada yang membuat lelucon sejak Pandemi melanda dunia bahwa peribahasa tempo dulu "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" diubah menjadi "Bercerai kita utuh, bersatu kita runtuh" tentu tidak perlu disikapi secara berlebihan. 

Boleh jadi orang yang menuliskan lelucon ini sekedar menghibur hatinya yang gundah menghadapi pandemi  yang sukses meluluh lantakan seluruh dunia. 

Tetapi sebagai makluk sosial kita tidak mungkin dapat bertahan hidup sendiri. Kisah manusia mampu hidup sendiri hanya ada  dalam film Tarzan atau film "Manusia Rimba". Itupun sesungguhnya Tarzan tidak hidup sendiri, karena berteman dengan monyet dan berbagai hewan yang hidup bersamanya. 

Sebagai manusia  normal kita butuh sahabat dalam perjalanan hidup ini untuk saling menguatkan dikala kita merasa lemah atau dikala menghadapi musibah.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kami bersyukur tinggal di Western Australia yang merupakan negara bagian yang paling minim terindikasi dengan Covid. Maka walaupun masih dalam suasana keprihatinan, tapi restoran dan cafe tetap dibuka seperti biasanya dan tidak ada pembatasan seperti yang terjadi tahun lalu. 

Begitu juga di gereja, tali temali,yang tahun lalu dipasang untuk membatasi jarak antara yang hadir, belakangan ini sudah dibuka sehingga tidak ada lagi pembatasan jarak. Bahkan kemarin kami masih diundang untuk hadir dalam acara Ulang Tahun seorang Pastor

Makna Acara Makan Bersama

Kemarin kami diundang untuk makan malam bersama dengan puluhan orang lainnya oleh Shella dan Edwin. Senang sekali bertemu dengan sesama orang Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang dan juga beberapa orang Australia. 

Ternyata ada beberapa orang Silent Reader Kompasiana. Untuk membuktikan mereka menyebut beberapa judul artikel saya.  Tentu saja hal ini merupakan sebuah surprise bagi saya. 

Makan malam yang diawali dengan berdoa bersama ini berjalan sangat santai dan rileks. Tidak ada acara formal melainkan hanya sebatas menikmati makan malam bersama dan sekaligus merupakan acara syukuran bahwa tahun 2021 telah dilalui dengan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun