Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlukah Menghajar Anak agar Patuh Pada Orang Tua?

17 Maret 2021   19:24 Diperbarui: 17 Maret 2021   19:48 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : alamystockphotos

Untuk Mendidik Anak Tidak Perlu Menjadi Algojo

Setiap orang berhak menentukan gaya dan cara untuk mendidik anak anak mereka. Ada yang menyediakan rotan di rumah,sehingga sewsaktu waktu dapat digunakan bila anak anak tidak mematuhi aturan yang ada. 

Bahkan ada juga yang mengggunakan ikat pinggang,untuk menghukum anak anak mereka yang melanggar aturan ,agar memberikan efek jera (menurut  mereka)  dan sebagai "outsider " atau orang yang berada diluar lingkar keluarga,kita sama sekali tidak berhak menjatuhkan vonis :"Itu salah atau itu benar" 

Ada juga yang berkilah,bahwa :

  1. Boleh menghukum anak ,asal tahu batas dalam memukul 
  2. Tidak masalah memukul anak untuk memberikan efek jera
  3. Wajar bila anak dipukul  agar patuh,asal saja jangan terlalu keras

Apakah ada takaran,mana yang tidak terlalu keras atau batas mana yang boleh dipukul dan mana yang tidak boleh? Tapi biarlah menjadi urusan orang tua masing masing ,yang kelak akan mempertanggung jawabkan tindakannya 

Menghajar Kuda Dengan Cambuk.Tapi Mengajar Anak Dengan Contoh Teladan


Pernah berkunjung ke rumah kenalan atau kerabat dan menengok ada rotan di dapur atau di sudut ruangan? Untuk apa rotan tersebut? Untuk memukul ular atau anjing? 

Bukan, tapi untuk :"mendidik" anak anak mereka,agar tidak bandel. Bahkan ada kreasi orang tua, dimana ujung rotan dibelah belah,sehingga kalau dipukulkan akan menciptakan rasa sakit yang berlipat ganda, ketimbang rotan  yang ujungnya tidak dibelah. 

Bahkan ada orang tua,yang merasa bahwa rotan tidak cukup kuat untuk mendidik anak anaknya,mengunakan kreasi yang lebih seram,yakni ikat pinggang.

Pro dan kontra, menggunakan alat alat siksa,dalam mendidik anak anak,berlangsung sejak saya masih di Sekolah Rakyat.Akan tetapi seiring dengan itu, penggunaan alat siksa masih tetap langgeng dalam masyarakat kita.

Sebagian masyarakat ,menilai ,bahwa  mendidik anak anak,harus dengan disiplin. Dan kalau anak masih bandel,sudah tepat menggunakan cara mendidik,dengan memukul.

Mencegah KDRT Tidak Cukup Dengan Slogan,Tapi Dimulai dari diri sendiri

Belakangan ini banyak sekali pahlawan bermunculan di Medsos dan dengan semangat  berapi api  menyuarakan :" Hentikan Kekerasan dalam Rumah Tangga!" 

Tapi ternyata suara suara lantang tersebut,hanya ditujukan kepada orang lain.Bukan bagi dirinya sendiri. Karena di dalam rumah tangga sendiri,tindakan kekerasan  terhadap anak dan istri,tetap berlanjut. 

Sesungguhnya tidak perlu ada algojo dalam rumah tangga,yang siap melakukan eksekusi,terhadap anak anak kita.Baik dengan mencambuk menggunakan  rotan,ikat pinggang ataupun memukul kepalanya dengan tangan.

Mendidik dengan cara yang lebih manusiawi

  • anak harus puasa jajan selama seminggu
  • mainan atau game,sementara disita
  • dihukum membersihkan kebun
  • mengepel lantai
  • dan lainnya yang dapat mendidik anak anak kita
  • Mengapa harus disakiti?

Tapi tentu tidak ada hak kita untuk mengatur ngatur cara orang mendidik anak anak mereka Hanya sekedar sharing, pengalaman pribadi dan menengok prilaku sadis para orang tua '"mendidik" anak anak mereka.Mau mengakhiri kekerassan terhadap perempuan dan anak anak? 

Mulailah dari diri sendiri.Bayangkan andaikata setiap orang mau mulai meniadakan tindakan kekerasan dalam rumah tangga ,dengan mengawali dari diri sendiri,maka setidaknya ada ratusan ribu anak dan perempuan terhindar dari tindak kekerassan.

Diharapkan tulisan ini,setidaknya dapat menjadi masukan yang berguna. Karena anak anak yang dididik secara keras,kelak akan menjadi anak yang akan bersikap keras terhadap lingkungannya. Jangan lupa, anak anak akan melupakan apa yang mereka dengar,tapi perlakuan orang tua terhadap diri mereka, akan terekam,hingga mereka juga menua. 

Makanya,sering kali ,kita tengok ,ketika melayat, ada anak anak yang sama sekali tidak tampak sedih,malahan tampak lega.Mungkin  secara tanpa sadar ,dalam diri anak anak ini,kendati mereka sudah dewasa, ayah mereka lebih mirip algojo,bagi anak anaknya,ketimbang sebagai ayah,yang melindungi .

Apa Yang Kita Tabur Kelak Dikala Menua Kita Akan Menuainya

Mendidik anak anak dengan penuh kasih sayang, adalah jauh lebih baik dari pada menggunakan rotan ataupun ikat pinggang,Karena tujuan kita ,agar anak anak patuh pada aturan dan tata tertib di dalam keluarga, tetap tercapai,tanpa harus menyakiti anak anak kita. 

Mereka mematuhi ,bukan karena takut di rotan ataupun di cambuk dengan ikat pinggang,melainkan,karena mereka tidak ingin menyebabkan orang tua yang menyayangi mereka ,menjadi sedih. 

Hasil didikan cara ini, sudah terbukti sangat efektif,setidaknya seperti yang kami alami. Hingga anak anak sudah berkeluarga ,tanpa pernah kami menadahkan tangan ataupun meminta, anak selalu memperhatikan kami sebagai orang tua mereka 

 Mendengarkan anak anak menelpon:" Papa mama, saya ada transfer untuk papa mama ,tolong di check apakah sudah masuk ya?" Rasanya tidak ada kebahagiaan yang lebih besar ,daripada dicintai anak anak,Bukan lantaran jumlah uang yang  mereka kirimkan,melainkan mereka mengirimkannya dengan penuh kasih sayang,tanpa menunggu kami meminta .

Semoga tulisan ini ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun