Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Mendidik Anak dengan Rotan atau Ikat Pinggang?

3 Januari 2017   19:51 Diperbarui: 3 Januari 2017   20:51 2757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelak kalau terjadi sesuatu pada anak,maka akan menjadi penyesalan seumur hidup..Tetangga saya di Padang,, saking marahnya pada anaknya,karena mencuri jambu tetangga,maka si anak yang baru berusia 9 tahun dihajar habis habisan dengan menggunakan kepala ikat pinggang,Akibatnya sudah dapat dibayangkan,anaknya menjerit jerit

Istrinya yang berusaha melindungi anaknya,didorong dan dibentak, :" Ini gara gara kamu ,memanjakan anak ,makanya anak jadi maling kayak gini,mengerti!"Tindakan wanita ini,untuk meredakan kemarahan suaminya,malahan semakin membuat  laki laki yang menjadi suaminya,semakin menggila.

.Untuk mendiamkan anaknya, mulutnya dibekap dengan kedua belah tangan.Saking kesakitan,anaknya bukannya diam,tapi membalas dengan mengigit tangan ayahnya.  Karena kemarahan yang meledak ledak,laki laki yang menjadi ayahnya mencekek anaknya .Upayanya berhasil.Anaknya diam untuk selama lamanya.

Menghukum Anak,Tidak Musti Menyakiti Anak

Untuk mendidik anak anak yang nakal dan bandel,mustikan gunakan kekerasan phisik,dengan mencambuk mereka seperti mencambuk seekor kuda ? Tengok saja dalam upaya pemerintah mendidik para penjahat kambuhan dan para koruptor, mereka tidak di dera secara phisik,. Hanya kebebasan mereka di batasi. Padahal mereka itu adalah penjahat,yang kalau dihitung untung ruginya,maka lebih untung bila mereka di dor saja,ketimbang dipelihara di penjara. Tapi demi kemanusiaan, pemerintah tidak mau melakukannya.

Terus mengapa ketika menghadapi anak anak kita yang nakal dan mungkin mencuri mangga tetangga,karena dirumah jarang dikasih makan mangga,harus di hukum secara phisik,hingga berdarah darah?

Mengapa tidak mendidik dengan cara yang lebih manusiawi,misalnya:

  • tidak diberikan uang jajan selama seminggu
  • tidak boleh nonton tv
  • mainan atau game,sementara disita
  • dihukum membersihkan kebun
  • mengepel lantai
  • dan lainnya yang dapat mendidik anak anak kita?
  • Mengapa harus disakiti?

Tapi tentu tidak ada hak kita untuk mengatur ngatur cara orang mendidik anak anak mereka Hanya sekedar sharing, pengalaman pribadi dan menengok prilaku sadis para orang tua '"mendidik" anak anak mereka.Mau mengakhiri kekerassan terhadap perempuan dan anak anak? Mulailah dari diri sendiri.Bayangkan andaikata setiap orang mau mulai meniadakan tindakan kekerasan dalam rumah tangga ,dengan mengawali dari diri sendiri,maka setidaknya ada ratusan ribu anak dan perempuan terhindar dari tindak kekerassan.

Diharapkan tulisan ini,setidaknya dapat menjadi masukan yang berguna. Karena anak anak yang dididik secara keras,kelak akan menjadi anak yang akan bersikap keras terhadap lingkungannya.

Jangan lupa, anak anak akan melupakan apa yang mereka dengar,tapi perlakuan orang tua terhadap diri mereka, akan terekam,hingga mereka juga menua.

Makanya,sering kali ,kita tengok ,ketika melayat, ada anak anak yang sama sekali tidak tampak sedih,malahan tampak lega.Mungkin  secara tanpa sadar ,dalam diri anak anak ini,kendati mereka sudah dewasa, ayah mereka lebih mirip algojo,bagi anak anaknya,ketimbang sebagai ayah,yang melindungi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun