Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dollar dan Mata Uang Lainnya yang Semakin Tersedot Saham dan Obligasi China

6 Mei 2018   13:00 Diperbarui: 16 April 2020   21:38 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata uang China, yang di luar China dan dalam lingkungan SWIFT disebut sebagai Chinese Yuan dan disingkat menjadi CNY dan, di dalam China, disebut sebagai Renminbi (RMB), dalam bentuk tunai maupun obligasi pemerintah China,  telah mulai menyedot ratusan miliar forex (USD, Euro dll) masuk ke China karena sejumlah langkah terbaru oleh pemerintah plus pengusaha China. Sejumlah USD 206,45 miliar obligasi pemerintah, lembaga semi-pemerintah dan swasta tertentu telah dimiliki oleh para investor asing. Angka itu menunjukkan bahwa kepemilikan asing naik selama 13 bulan berturut (Reuters, 9 April 2018).  

Angka itu juga menunjukkan bahwa CNY & obligasi pemerintah China mulai berperan sebagai salah satu safe haven (tempat berlindung aman) global yang baru dan tantangan terhadap surat utang pemerintah AS (Treasury bill, note dan bond), rupiah, IHSG dan obligasi Indonesia dll.

Pasar Obligasi China 

Pasar obligasi pemerintah (bernilai USD 7,6 triliun dan swasta (USD 3,4 triliun) di China (RRT), sehingga bernilai total sekitar USD 11 triliun, adalah yang terbesar di antara semua pasar obligasi yang ada di negeri berkembang di dunia dan nomor 3 terbesar di dunia sesudah AS (USD 40 triliun) dan Jepang (USD 12 triliun) per akhir 2017. Per akhir 2007, pasar obligasi AS baru bernilai sekitar USD 25 triliun.

Selama masa 2014-2016, pertumbuhan nilai pasar obligasi China adalah 22%, 39% dan 33%, menurut S&P Global: China Bond Market Development 2017 in Review. Karena pemerintah China sedang mengurangi tingkat utang nasionalnya terhadap GDP, selama tahun 2017 nilai pasar obligasi China tumbuh hanya 17%.

Karena ekonomi China tumbuh 2,5 sd 3  X ekonomi AS, banyak analis memperkirakan bahwa pasar obligasi China akan bernilai sekitar USD 13 triliun per akhir tahun 2018 ini sehingga menjadi yang kedua terbesar di dunia dan bisa naik menjadi sekitar USD 25 triliun dalam 5 tahun ke depan, terutama karena pemerintah China menganjurkan para BUMN dan BUMD menjual lebih banyak obligasi daripada minta kredit dari bank-bank BUMN dan BUMD agar mereka lebih transparan, lebih serius dalam melakukan good corporate governance, bertanggung jawab dan pasar berperan menentukan yield obligasi masing-masing sesuai profil risiko.


Pemerintah China tidak suka menerima "hot money," alias investasi portofolio 

Sampai Juni 2015, pasar obligasi China secara umum tertutup bagi para emiten, investor maupun perantara asing.

Perubahan-perubahan awal

Keadaan itu mulai berubah ketika sejak Juli 2015 bank-bank sentral dan sejumlah lembaga keuangan asing diberi ijin untuk membeli obligasi di China Daratan dalam CNY sebagai bagian dari tawaran China untuk menjadikan CNY sebagai salah satu mata uang cadangan di IMF.  Lalu, mulai Februari 2016, para Investor Lembaga Asing yang memenuhi Syarat (QFFI) juga diberi ijin yang serupa dengan syarat membuka rekening di sebuah bank China dan memenuhi definisi sebagai investor jangka panjang, antara lain tidak boleh menjual obligasi yang dibelinya selama minimum 2 tahun sejak dibeli.

Sejak Juli 2017, China-Hong Kong Bond Connect dibentuk sehingga para investor asing dapat membeli obligasi-obligasi dalam CNY yang diterbitkan di China Daratan.

Pasar Saham di Daratan China

Sejak November 2014, Shanghai-Hong Kong Stock Connect dibentuk sehingga para investor asing boleh memperdagangkan saham-saham yang ada di Bursa Efek Shanghai (SSE). Total perusahaan yang tercatat: 1.455. Total kapitalisasi pasarnya per 4 Mei 2018 adalah USD 5,03 triliun (www.hkex.com).

Update 11 April 2019

Total perusahaan yang tercatat: 1.465. Total kapitalisasi pasarnya: USD 5,2 triliun (sse.com.cn)

Sejak Desember 2016, Shenzhen-Hong Kong Stock Connect dibentuk sehingga para investor asing boleh berbuat yang sama di Bursa Efek Shenzhen (SZSE). Total perusahaan yang tercatat: 2.148. Total kapitalisasi pasarnya adalah USD 3,56 triliun per tanggal yang sama (www.hkex.com).

Update 11 April 2019

Jumlah perusahaan yang tercatat: 2.153. Jumlah kapitalisasi pasar: USD 3,461 triliun. (szse.com.cn) 

Sesungguhnya ratusan perusahaan sedang antri untuk IPO di SSE dan SZSE tetapi pemerintah China, melalui CSRC, membatasi jumlah yang boleh IPO setiap tahun, antara lain dengan mewajibkan laba minimum 2 berturut-turut, terutama untuk SSE. SZSE punya papan khusus untuk perusahaan teknologi yang masih baru.

Tahun 2017, 137 buah IPO terjadi di China dan 16 IPO lagi dilakukan di bursa-bursa efek AS (NYSE dan Nasdaq) (www.cnbc.com, 29 Januari 2018).

Pasar Saham di Hong Kong

Hong Kong Stock Exchange (HKSE, Bursa Efek Hong Kong), dengan total perusahaan yang tercatat 2,188, bertotal kapitalisasi USD 4,35 triliun per 4 Mei 2018 (www.hkex.com). Sebagai perbandingan, total kapitalisasi BEI adalah sekitar USD 465 miliar pada tanggal yang sama.

Update 11 April 2019: HKSE adalah yang terbesar nomor tiga di dunia 

Pada 10 April 2019, Bloomberg melaporkan bahwa per 9 April 2019, jumlah kapitalisasi  HKSE telah mencapai USD 5,78 triliun sehingga menggeser jumlah kapitalisasi bursa efek di Jepang yang bernilai USD 5,76 triliun per tanggal yang sama, akibatnya, HKSE menjadi bursa efek yang terbesar ketiga di dunia setelah bursa-bursa efek di  AS dan China.

2%, Kepemilikan Asing dalam Saham dan Obligasi China

Karena itu, sampai dengan akhir 2017, baru sekitar 2% dari obligasi pemerintah dan swasta China serta saham-saham yang tercatat di bursa-bursa efek daratan China dalam CNY dimiliki oleh investor asing (www.pbc.gov.cn). Sebagai perbandingan, sekitar 30% obligasi pemerintah  (total sekitar USD 14,5 triliun) maupun swasta (total sekitar USD 10 triliun) AS dalam USD dimiliki oleh investor asing karena USD adalah mata uang cadangan dan mata uang perdagangan yang dominan di dunia sampai saat ini. Baru 11% obligasi pemerintah Jepang (yang totalnya sekitar USD 9,3 triliun) dimiliki oleh asing dan 44% lagi dimiliki oleh bank sentral Jepang.

Selain itu, baru sekitar 2% dari asset perbankan di China, yang bernilai total sekitar USD 39,9 triliun per akhir 2017, dimiliki oleh investor bank-bank asing dalam bentuk bank campuran, kecuali HSBC.

Total nilai asset industry keuangan China (perbankan, asuransi dan pensiun) adalah sekitar USD 44 triliun per akhir 2017.

Obligasi Pemerintah China sebagai safe haven (tempat berlindung yang aman) global

Andy Seaman, seorang partner dan eksekutif kepala investasi Stratton Street Capital, berkata bahwa obligasi CNY dapat menjadi kelas asset yang jauh lebih penting pada tahun-tahun mendatang karena China terus memperlebar akses kepada para investor asing. Sejak 2017 obligasi CNY dimasukkan ke Citi Emerging Market Government Bond Index dan Regional Government Bond Index. Jika Citibank memasukkannya ke World Government Bond Index-nya yang lebih besar dan lebih diakui di dunia, lebih banyak manajer asset global yang akan mulai berinvestasi dalam obligasi tersebut.

Seaman menambahkan bahwa obligasi CNY terus menarik perhatian karena beberapa alasan, yang terutama adalah prospek bahwa nilai CNY akan terus naik terhadap mata-uang-mata uang besar lainnya di dunia pada tahun-tahun mendatang."Negeri yang memiliki asset luar negeri bersih (berdasarkan NIIP)* mengalami kenaikan nilai mata uang mereka," katanya. Selain itu, yield (imbal hasil) obligasi CNY tinggi dibandingkan dengan yield-yield yang biasa didapatkan oleh para investor Eropa. Seaman memperkirakan bahwa CNY akan naik rata-rata 4% setahun terhadap mata-uang-mata uang utama lainnya.   (Institutional Investor, 17 Januari 2018: China's bond market is set to boom).

* Disebut juga sebagai negeri kreditur karena memiliki aset keuangan luar negeri yang lebih besar daripada kewajiban keuangannya. Untuk rincian NIIP, lihat juga: Prospek Rupiah terhadap Baht dan Ringgit berdasarkan NIIP ... oleh Tjan Sie Tek, kompasiana.com, 8 April 2018. 

Menurut the Japan Times 27 Mei 2017, per akhir 2016, Jepang adalah negeri kreditur yang terbesar di dunia (dengan aset luar negeri bersih USD 3,12 triliun) dan China adalah nomor dua (USD 1,875 triliun), disusul oleh Jerman. Sebagai perbandingan, Indonesia adalah negeri debitur dengan kewajiban USD 343,4 miliar per akhir September 2017. Per akhir 2016, Malaysia dan Singapura adalah negeri-negeri kreditur. Singapura adalah negeri kreditur yang terbesar di Asia Tenggara.

Koran-koran bisnis di China, Hong Kong, Jepang dan Bloomberg sebulan terakhir ini memberitakan bahwa surat utang pemerintah China sudah menjadi salah satu safe haven (tempat berlindung yang aman) global bagi sejumlah investor asing yang mulai khawatir dengan keuangan pemerintah AS maupun yang mendiversifikasi portofolio mereka mengingat Yuan China (CNY) sudah menjadi salah satu dari 5 mata uang yang paling kuat di dunia dan menjadi salah satu komponen SDR-nya IMF.

Update 21 Juni 2018:

Pada 18-19 Juni 2018, koran online atimes.com, yicai global, dll memberitakan bahwa melalui majalah resminya, Bank Sentral China (PBoC) melakukan survei kepada 79 pejabat bank sentral di dunia yang menguasai USD 5,5 triliun, atau 54% dari  cadangan devisa di dunia (sekitar USD 11,2 triliun). (Catatan China sendiri memiliki sekitar USD 3,2 triliun). Temuan mereka: sd 2020 mereka akan menambah CNY/RMB sebagai bagian dari cadangan devisa mereka sehingga CNY akan berjumlah sekitar 8,5% dari total cadangan devisa mereka. itu berarti CNY senilai USD 460 miliar. Jika bank-bank sentral lainnya ikut menambah atau memiliki CBY, CNY senilai USD 680 miliar akan ada di bank-bank sentral sedunia.

Update 2 Agustus 2018:

Sebab-sebab BUMN dan perusahaan China semakin gencar mencari dana dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong

1. Untuk membantu menutupi dana sekitar USD 1,4 triliun untuk Prakarsa One Belt One Road (OBOR) China di sekitar 62 buah negeri, BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di sektor-sektor energi dan transportasi, perlu cari banyak dana, sebagian CNY dan sebagian lagi USD.

2. Pada Oktober 2017, pemerintah China, melalui Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN; NDRC), mengijinkan kembali BUMN maupun perusahaan swasta mencari dana dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong, dengan menerbitkan obligasi dll.

3. Pada Oktober 2017, pemerintah China untuk pertama kalinya selama 13 tahun (sejak 2004) menerbitkan obligasi dalam USD senilai USD 2 miliar. Pemerintah China tidak perlu USD karena sudah punya berlebihan, tetapi pemerintah China ingin membantu menurunkan biaya bunga yang harus dibayar oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama yang ikut prakarsa OBOR. Karena itu, tujuan penerbitan obligasi pemerintah tersebut dalam USD adalah menciptakan suku bunga pinjaman/obligasi tolok ukur (benchmark) bagi BUMN dan perusahaan swasta tersebut.

4. Inilah cerdasnya cara bisnis China: mereka tahu bahwa dalam jangka menengah dan panjang, kurs tukar USD/CNY akan turun. Kemungkinan akan sudah turun sebesar antara 10%-20% dalam 5-10 tahun. Jadi, BUMN dan perusahaan swasta China yang terbitkan obligasi dalam USD akan untung dalam tiga hal: (i) suku bunga yang lebih rendah daripada sebelumnya, (ii) risiko mata uang (currency risk) akan berkurang jauh atau bahkan tidak ada sama sekali jika uang dari penerbitan obligasi mereka dipakai untuk operasi di LN dalam USD dan mendapatkannya kembali juga dalam USD, dan (iii) khususnya untuk BUMN dan swasta (terutama bidang properti) yang memakainya dalam operasi mereka di China, ketika obligasi mereka jatuh tempo, kurs tukar USD/CNY akan sudah turun antara 10%-20% (bergantung pada tenor obligasi mereka). Misalnya, obligasi mereka berjumlah USD 1 miliar dan tenor 5 tahun. Misalnya ketika jatuh tempo, kurs USD/CNY sudah turun menjadi 10% sehingga kewajiban mereka dalam CNY turun 10%!!! Jika mereka membayar bunga obligasi sebesar 5-6%/tahun (di luar biaya emisi dan perbankan), itu berarti selama 5 tahun mereka akan mendapat diskon bunga rata-rata 1,8%-2%/tahun!!!, atau penghematan sebesar USD 100 juta per 5 tahun!!!

5. Tidak heran sejak Oktober 2017, terjadi lonjakan penerbitan obligasi dalam USD oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di Hong Kong.

6. Sebagian pembeli obligasi-obligasi di atas adalah perbankan China juga yang berjibun USD-nya, yang sebagian mereka terima dari para deposan lokal dan sebagian kecil asing, dengan memberikan bunga hanya 0,75%-1% per tahun.

Saham dan Obligasi China semakin menyedot forex dari seluruh Dunia, termasuk AS dan Indonesia 

1. Melalui Shenzhen-Hong Kong Stock Connect, mulai Desember 2016 sd 17 November 2017, saham-saham di SZSE senilai USD 110 miliar telah diperdagangkan oleh investor asing; transaksi harian selama 2017 tercatat sekitar USD 275 juta (IDR 3,8 triliun), atau 0,66% dari total transaksi harian SZSE (SCMP 17 November 2017).

2. Jumlah pembelian bulanan obligasi pemerintah dan perusahaan China, terutama yang pemerintah dan semi-pemerintah, yang dibeli oleh investor asing lewat China-Hong Kong Bond Connect naik 60% mulai Januari 2018 sehingga setiap bulan mencapai USD 5-6 miliar. Akibatnya: sebagian lagi pasokan portofolio USD, Euro, Yen, GBP dll di dan untuk Asia Pasifik akan mengalir ke China dan bisa berjumlah USD 500 miliar lagi dalam 5 tahun ke depan. Contoh: menurut perhitungan Deutsche Bank, sebagaimana yang dilaporkan oleh Bloomberg pada 1 Februari 2018, selama 2017 saja  obligasi pemerintah China senilai USD 55 miliar telah dibeli oleh investor asing yang kebanyakan adalah para bank sentral dan perusahaan pensiun asing.

Deutsche Bank memperkirakan bahwa selama tahun 2018, USD 110 miliar lagi akan dibeli oleh para investor asing tersebut.

Salah satu hasilnya saat ini: yield surat utang pemerintah China yang berjangka 10 tahun pernah mencapai 3,944% per akhir Januari 2018 sekarang turun menjadi 3,653% per 1 Mei 2018 (atau turun hampir 8%)!!!

3. Mulai 1 Mei 2018, pemerintah China menaikkan sampai 4 kali lipat jumlah kuota harian saham perusahaan-perusahaan China yang bisa dibeli oleh investor asing melalui Shanghai-Hong Kong Stock Connect, menjadi USD 8,2 miliar. Akibatnya: sebagian pasokan forex (USD, JPY, Euro dll) terutama yang dialokasikan untuk Asia Pasifik, akan mengalir ke China dan bisa berjumlah USD 500 miliar dalam 5 tahun ke depan. Catatan: sejak dimulai pada 2014, saham-saham di SSE senilai USD 509 miliar telah diperdagangkan oleh investor asing; perdagangan harian selama 2017 tercatat sekitar USD 400 juta (IDR 5,5 triliun), atau 1,14% dari total perdagangan harian SSE [South China Morning Post (SCMP), 17 November 2017: Who are the winners in Mainland-Hong Kong stock connect trading?].

Menurut www.hkex.com per 4 Mei 2018, nilai perdagangan harian di SSE, SZSE dan HKSE adalah masing-masing sekitar USD 65 miliar (sekitar IDR 900 triliun),  USD 92,3 miliar (sekitar IDR 1.273,7 triliun) dan USD 35 miliar (IDR 483 triliun). Di BEI: sekitar IDR 7,9 triliun.

4. Mulai 1 Juni 2018 saham-saham kategori A, yaitu saham-saham yang diperdagangkan dalam CNY (A-shares), yang diterbitkan oleh lebih dari 200 perusahaan besar China, akan masuk ke MSCI Emerging Market Index sehingga akan semakin banyak A-shares mereka yang dibeli oleh investor asing. Para investor yang memiliki exchange-traded fund (ETF; reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek), yang berinvestasi menurut indeks, akan otomatis berinvestasi dalam A-shares yang tercantum di indeks tersebut sesuai dengan bobot A-shares di indeks tersebut, yaitu sekitar 1%, yang bernilai sekitar 5% (USD 400-450 miliar) dari seluruh A-shares yang beredar. (Financial Times, 11 April 2018: China boosts Mainland-Hong Kong Stock Connect quotas).

Selama April 2018 saja, para investor asing telah membeli A-shares senilai USD 29,5 miliar, naik sebanyak 6% dibandingkan dengan yang Maret 2018, lewat HKSE (SCMP, 2 Mei 2018: Global investors take their positions ahead of China's inclusion in MSCI Index).

Karena itu, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) sudah sejak tahun lalu berpesan kepada bank-bank clearing CNY di Hong Kong untuk tidak menimbun CNY mereka agar pada 1 Juni 2018 para investor asing yang berebutan membeli A-shares lewat HKSE tidak kekurangan CNY.

Update 26 September 2018: MSCI berencana  akan meningkatkan faktor (bobot) A-shares menjadi 20% tahun 2019

Pada 26 September 2018, karena umpan balik yang positif dari investor global, sebagiannya merupakan investor lembaga dari Eropa dan juga Amerika Serikat, Reuters memberitakan bahwa MSCI sedang mempertimbangkan peningkatan bobot A-shares menjadi 20% ke indeks tersebut secara dua tahap, pada Mei dan/atau Agustus 2019. MSCI juga akan menambahkan saham-saham kelas sedang dan juga saham-saham lain yang tercatat di Chinext, papan untuk perusahaan pemula di SZSE, sehingga akan menambah jumlah perusahaan China di indeks-indeksnya menjadi sekitar 430. Berita itu menyebabkan SSE dan SZSE naik lebih dari 1% pada 26 September 2016. Pengumuman MSCI itu kelihatannya mendahului  rencana FTSE Russell, sebuah perusahaan penerbit indeks dari Inggeris, untuk memasukkan saham-saham SSE dan/atau SZSE di indeks-indeks mereka.

5. Akibatnya: Gabungan Point 1 sd 4 di atas bisa mempercepat masuknya sejumlah USD 1 triliun ke China selama kurang dari 5 tahun ke depan. Catatan: Saat ini industri keuangan China berjumlah sekitar USD 44 triliun. Saat ini baru sekitar 2% milik asing. Dalam 10 tahun ke depan bisa menjadi 10% dari nilai sekarang itu, yang berarti forex (USD, Euro dll), dan bisa mencakup Yuan yang ada di luar China) senilai USD 4,4 triliun (sekitar IDR 61.000 triliun) bisa masuk ke China!!!

Citigroup Inc. memperkirakan forex senilai USD 3 triliun akan masuk ke China sd 2025 saja (Bloomberg, 18 September 2017: As China's Bond market opens, Global Funds see watershed moment).

Padahal pada tahun 2028, nilai total industri keuangan China bisa mencapai USD 80 triliun. Jika pemerintah China mengijinkan investor asing memiliki sd 10% dari nilai tersebut, berarti forex sekitar USD 8 triliun (IDR 110.000 triliun) bisa masuk ke China sd tahun 2028 saja.

Akibat lanjutannya:

(i) CNY akan menguat sekali;

(ii) Sebagian modal akan keluar dari bursa-bursa efek besar misalnya Bursa Efek New York (NYSE), Tokyo (TSE), London (LSE), dan masuk ke China;

(iii) Bank-bank sentral di dunia, perusahaan asuransi dan dana pensiun cenderung akan membeli obligasi pemerintah China sebagai bagian dari cadangan forex maupun investasi mereka;

(iv) Para investor swasta cenderung menyebarkan risiko dengan menyebarkan modal mereka di antara obligasi pemerintah China, swasta dan saham.

6. Akan IPO-nya lima perusahaan teknologi China (Xiaomi, Lufax, Ant Financial dkk dengan nilai pasar total sekitar USD 500 miliar). Dengan Xiaomi sudah memasukkan pendaftaran IPO-nya ke HKSE, kemungkinan yang lainnya juga akan lakukan IPO di HKSE. Mereka akan menyedot forex antara USD 50-100 miliar selama tahun 2018 saja, belum lagi perusahaan-perusahaan property, pabrik dll dari China juga yang go public maupun menjual obligasi mereka. 

Nicholas Aguzin, komisaris utama dan CEO Asia Pasifik di JPMOrgan, berkata bahwa banyak sekali unicorn (perusahaan rintisan yang bernilai pasar di atas USD 1 miliar) dari China Daratan akan melakukan IPO selama 12-24 bulan ke depan sehingga dapat sangat meningkatkan likuiditas di pasar modal. Nilai pasar gabungan mereka bisa mencapai USD 1 triliun. IPO-IPO itu mungkin akan menciptakan rekor bagi Hong Kong, China (SCMP, 7 Mei 2018: Huge number of Chinese tech unicorns likely to IPO in Hong Kong in 2018).

Catatan: untuk antisipasi meledaknya pesanan pembelian saham Xiaomi, HKMA sedang bersiaga menjaga likuiditas karena mungkin akan terjadi oversubscription (kelebihan pesanan) sebanyak 100.000%!!! Diperkirakan sekitar 2/3 dari jumlah dolar Hong Kong (HKD) yang beredar akan terkunci selama sekitar 1 bulan sebagai bukti pesanan tersebut, sekitar USD 1 triliun, atau IDR 13.800 triliun, atau sekitar 2 x total nilai semua perusahaan Indonesia yang sahamnya tercatat di BEI saat ini!! . Contoh: Menjelang akhir April 2018, IPO oleh Ping An Good Doctor, yang meraih USD 1,12 miliar di HKSE, mengakibatkan tergemboknya sekitar 1/3 dari jumlah HKD yang beredar. IPO itu mendapat kelebihan pesanan sebanyak 653 x atau 65.300% dari jumlah saham yang ditawarkan kepada investor retail. Nilai HKD yang tergembok sekitar USD 731 miliar, atau sekitar 1,5 x total nilai semua perusahaan Indonesia yang sahamnya tercatat di BEI saat ini!!! 

Xiaomi menargetkan peraihan dana senilai USD 10 miliar dari proyeksi kapitalisasinya senilai USD 100 miliar. Itulah IPO yang terbesar di dunia sejak 2014, yaitu ketika Alibaba Group melakukan IPO di NYSE dan meraih dana USD 25 miliar.

Super Unicorn: menurut Financial Times 11 April 2018, Ant Financial memiliki kapitalisasi pasar sekitar USD 150 miliar sehingga menurut The Business Times Singapura pada 11 April 2018, anak perusahaan Alibaba Group itu menjadi super unicorn yang paling bernilai  di dunia saat ini. Kapitalisasi itu adalah 1,5 X kapitalisasi pasar Goldman Sachs Group, salah satu bank investasi yang tertua dan terkemuka di dunia dari AS. Goldman Sach Group sudah berusia 149 tahun (berdiri tahun 1869) dan per akhir 2017 memiliki total aset USD 916,776 miliar. 

Ant Financial adalah pengelola sistem pembayaran online Alipay, wahana simpan-pinjam, asuransi, rating kredit, perusahaan pengelolaan reksa dana dan banyak wahana atau sistem yang lain lagi. 

Alipay adalah sistem atau wahana pembayaran online yang terbesar di dunia karena menangani pembayaran online senilai USD 800 miliar (IDR 11.040 triliun!!!) per bulan, atau USD 2,4 triliun per kuartal. Ant Financial juga memiliki perusahaan pengelola reksa dana pasar uang yang terbesar di dunia dengan aset bersih sekitar USD 265 miliar (IDR 3.567 triliun) per akhir Maret 2018.  Ant Financial memiliki 870 juta orang nasabah saat ini yang mengandalkan Ant Financial untuk hampir setiap aspek gaya hidup para nasabah tersebut.

Menurut Bloomberg, 14 januari 2018, Lufax berkapitalisasi sekitar USD 60 miliar.

Per 4 Mei 2018, total kapitalisasi pasar SSE, SZSE dan HKSE adalah USD 12,94 triliun, sekitar 27 x total kapitalisasi BEI. Sesudah IPO-IPO tersebut di atas ditambah ratusan IPO lainnya di ketiga buah bursa efek itu selama 2 tahun ke depan, total kapitalisasi ketiga buah bursa efek itu bisa mencapai USD 16 triliun.

7. Mulai akhir 2018 sd akhir 2021, bank-bank asing boleh memiliki saham-saham di bank-bank China dengan persyaratan yang sama seperti investor lokal China: kepemilikan maksimum 30% di bank-bank swasta.

8.Peraturan yang sama berlaku bagi kepemilikan asing di perusahaan-perusahaan pengelola aset keuangan lokal China.

9.Mulai akhir 2018 sd akhir 2021, perusahaan-perusahaan sekuritas dan pengelola dana (fund manager) asing boleh memiliki sd 51% saham dalam perusahaan sekuritas lokal patungan; sesudah akhir 2021, batasan itu akan dihapus total (Bloomberg, 10 November 2017: How China is opening up to foreign Finance Firms).

Akibatnya: alokasi sebagian besar fund manager di dunia untuk membeli saham-saham di China bisa semakin besar.

10. Mulai akhir 2018, investor asing bisa membeli saham di SSE melalui Shanghai-London Stock Connect, begitu juga para investor China bisa membeli saham yang tercatat di Bursa Efek London (LSE) (Financial Times, 11 April 2018).

11. Bloomberg mengumumkan bahwa Indeks Gabungan Global Bloomberg Barclays akan mulai mengikutkan sekuritas-sekuritas terbitan pemerintah maupun bank-bank pelaksanaan kebijakan pemerintah (policy bank) China dalam CNY pada April tahun 2019. Pengikutan itu akan dilakukan secara bertahap selama 20 bulan (Reuters, 9 April 2018) karena mengikuti peningkatan-peningkatan operasional yang akan dilaksanakan oleh Bank Sentral China (PBoC) yang juga secara bertahap memperlebar pintu masuk investor LN ke pasar modal China.

Catatan: Pemerintah China bisa menyetel kurs tukar CNY terhadap USD dll sesuai dengan strateginya, misalnya untuk menjaga pertumbuhan ekspor.

Semoga bermanfaat.

Silakan share dengan semua teman. Kembali ke Dolar dan mata Uang Lainnya semakian tersedot oleh Saham dan Obligasi China. Kembali ke Prospek Dolar AS dan Rupiah versus Yuan. Baca juga Perang Besar antara Yuan, Dolar dan Aramco.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun