Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dollar dan Mata Uang Lainnya yang Semakin Tersedot Saham dan Obligasi China

6 Mei 2018   13:00 Diperbarui: 16 April 2020   21:38 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koran-koran bisnis di China, Hong Kong, Jepang dan Bloomberg sebulan terakhir ini memberitakan bahwa surat utang pemerintah China sudah menjadi salah satu safe haven (tempat berlindung yang aman) global bagi sejumlah investor asing yang mulai khawatir dengan keuangan pemerintah AS maupun yang mendiversifikasi portofolio mereka mengingat Yuan China (CNY) sudah menjadi salah satu dari 5 mata uang yang paling kuat di dunia dan menjadi salah satu komponen SDR-nya IMF.

Update 21 Juni 2018:

Pada 18-19 Juni 2018, koran online atimes.com, yicai global, dll memberitakan bahwa melalui majalah resminya, Bank Sentral China (PBoC) melakukan survei kepada 79 pejabat bank sentral di dunia yang menguasai USD 5,5 triliun, atau 54% dari  cadangan devisa di dunia (sekitar USD 11,2 triliun). (Catatan China sendiri memiliki sekitar USD 3,2 triliun). Temuan mereka: sd 2020 mereka akan menambah CNY/RMB sebagai bagian dari cadangan devisa mereka sehingga CNY akan berjumlah sekitar 8,5% dari total cadangan devisa mereka. itu berarti CNY senilai USD 460 miliar. Jika bank-bank sentral lainnya ikut menambah atau memiliki CBY, CNY senilai USD 680 miliar akan ada di bank-bank sentral sedunia.

Update 2 Agustus 2018:

Sebab-sebab BUMN dan perusahaan China semakin gencar mencari dana dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong

1. Untuk membantu menutupi dana sekitar USD 1,4 triliun untuk Prakarsa One Belt One Road (OBOR) China di sekitar 62 buah negeri, BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di sektor-sektor energi dan transportasi, perlu cari banyak dana, sebagian CNY dan sebagian lagi USD.


2. Pada Oktober 2017, pemerintah China, melalui Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (KPRN; NDRC), mengijinkan kembali BUMN maupun perusahaan swasta mencari dana dalam USD di LN, terutama lewat Hong Kong, dengan menerbitkan obligasi dll.

3. Pada Oktober 2017, pemerintah China untuk pertama kalinya selama 13 tahun (sejak 2004) menerbitkan obligasi dalam USD senilai USD 2 miliar. Pemerintah China tidak perlu USD karena sudah punya berlebihan, tetapi pemerintah China ingin membantu menurunkan biaya bunga yang harus dibayar oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama yang ikut prakarsa OBOR. Karena itu, tujuan penerbitan obligasi pemerintah tersebut dalam USD adalah menciptakan suku bunga pinjaman/obligasi tolok ukur (benchmark) bagi BUMN dan perusahaan swasta tersebut.

4. Inilah cerdasnya cara bisnis China: mereka tahu bahwa dalam jangka menengah dan panjang, kurs tukar USD/CNY akan turun. Kemungkinan akan sudah turun sebesar antara 10%-20% dalam 5-10 tahun. Jadi, BUMN dan perusahaan swasta China yang terbitkan obligasi dalam USD akan untung dalam tiga hal: (i) suku bunga yang lebih rendah daripada sebelumnya, (ii) risiko mata uang (currency risk) akan berkurang jauh atau bahkan tidak ada sama sekali jika uang dari penerbitan obligasi mereka dipakai untuk operasi di LN dalam USD dan mendapatkannya kembali juga dalam USD, dan (iii) khususnya untuk BUMN dan swasta (terutama bidang properti) yang memakainya dalam operasi mereka di China, ketika obligasi mereka jatuh tempo, kurs tukar USD/CNY akan sudah turun antara 10%-20% (bergantung pada tenor obligasi mereka). Misalnya, obligasi mereka berjumlah USD 1 miliar dan tenor 5 tahun. Misalnya ketika jatuh tempo, kurs USD/CNY sudah turun menjadi 10% sehingga kewajiban mereka dalam CNY turun 10%!!! Jika mereka membayar bunga obligasi sebesar 5-6%/tahun (di luar biaya emisi dan perbankan), itu berarti selama 5 tahun mereka akan mendapat diskon bunga rata-rata 1,8%-2%/tahun!!!, atau penghematan sebesar USD 100 juta per 5 tahun!!!

5. Tidak heran sejak Oktober 2017, terjadi lonjakan penerbitan obligasi dalam USD oleh BUMN dan perusahaan swasta China, terutama di Hong Kong.

6. Sebagian pembeli obligasi-obligasi di atas adalah perbankan China juga yang berjibun USD-nya, yang sebagian mereka terima dari para deposan lokal dan sebagian kecil asing, dengan memberikan bunga hanya 0,75%-1% per tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun