Maarten Paes di bawah mistar, Jay Idzes dan Rizky Ridho di jantung pertahanan, Thom Haye dan Eliano Reijnders di lini tengah, hingga Mauro Zijlstra di depan.
Namun Irak bukan lawan sembarangan. Tim yang diasuh Graham Arnold itu tampil disiplin dan sabar.
Babak pertama berakhir tanpa gol, tapi semua orang tahu, ketegangan di lapangan terasa seperti bom waktu.
Dan benar saja, di menit ke-75, Zidane Iqbal, pemain muda keturunan Irak-Inggris, melepaskan tembakan keras yang meluncur mulus ke pojok gawang Paes.
1--0.
Sunyi. Hening.
Garuda jatuh, bukan karena tak berjuang, tapi karena belum cukup kuat.
Kalah, Tapi Tidak Memalukan
Ada kekalahan yang menyesakkan karena kita bermain buruk. Tapi ada juga kekalahan yang justru membanggakan, karena kita tahu semua tenaga sudah dicurahkan.
Kekalahan dari Irak termasuk yang kedua.
Indonesia menciptakan peluang.
Menekan. Bertahan dengan disiplin.