Setiap korban terbuai oleh cerita yang terlalu indah untuk ditolak. Dan setiap kali aksinya terbongkar, Tarman selalu lenyap seperti asap.
Sheila, Dari Mempelai Jadi Korban
Tidak sulit membayangkan betapa beratnya beban Sheila. Di usia muda, ia bukan hanya ditipu, tapi juga dipermalukan di depan publik.
Seluruh Indonesia tahu bahwa suaminya bukan miliarder, melainkan penipu ulung. Bahwa mahar yang dulu dibanggakan hanyalah selembar kertas kosong tanpa nilai.
Orang-orang yang dulu bertepuk tangan kini menatap dengan sinis.
Keluarga menanggung malu, tetangga bergosip tanpa henti, dan Sheila hanya bisa menunduk.
Dalam salah satu siaran live, kerabatnya berkata,
"Sheila itu sedih sekali. Bukan cuma soal uang, tapi karena dia percaya. Dia benar-benar percaya kalau Tarman itu tulus."
Kalimat itu sederhana, tapi menggambarkan luka yang dalam. Karena dalam penipuan seperti ini, yang dicuri bukan hanya harta, tapi juga kepercayaan dan martabat.
Mewah, Viral, dan Mudah Percaya
Kasus ini mungkin terdengar ekstrem, tapi sejatinya adalah cermin dari masyarakat kita hari ini, di mana kemewahan dan viralitas sering kali jadi ukuran nilai manusia.
Cek Rp 3 miliar dan mobil Toyota Camry bukan sekadar simbol kekayaan, tapi alat legitimasi sosial.
Ketika seseorang datang membawa janji besar, kita mudah percaya hanya karena "kelihatannya mampu".