Jakarta pada akhir Agustus 2025 mendadak kembali menjadi panggung besar aksi massa. Jalanan di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan, dipenuhi ribuan orang dari berbagai latar belakang. Mahasiswa dengan jaket almamaternya, para buruh yang datang bergerombol, hingga pengemudi ojek online yang masih mengenakan jaket hijau-hitamnya. Di tangan mereka, spanduk besar terbentang..Â
"Rakyat Susah, DPR Malah Tambah Tunjangan!"
Hujan deras sempat mengguyur, tapi semangat massa tidak padam. Mereka bertahan, berteriak lantang, menyuarakan protes atas kebijakan kenaikan tunjangan anggota DPR yang dianggap tidak masuk akal di tengah situasi ekonomi masyarakat yang makin berat. Harga kebutuhan pokok naik, biaya pendidikan dan kesehatan semakin mencekik, sementara penghasilan banyak orang stagnan.
Di tengah riuh rendah suara rakyat itu, muncul sebuah pernyataan mengejutkan dari sosok yang pernah berada di lingkaran paling elit kekuasaan. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), A.M. Hendropriyono.
Hendropriyono klaim demo DPR ditunggangi dalang asing, sementara rakyat menegaskan aksi lahir dari keresahan nyata soal kenaikan tunjangan. - Tiyarman Gulo
Klaim Mengejutkan "Ada Dalang Asing"
Hendropriyono, yang dikenal sebagai figur intelijen kawakan, tiba-tiba buka suara soal demo ini. Menurutnya, aksi ribuan massa bukanlah murni gerakan spontan rakyat. Ia mengeklaim ada "dalang dari luar negeri" yang menggerakkan kaki tangan di Indonesia untuk memperkeruh suasana.
"(Dalangnya) Dari luar. Dari luar. Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam," ujar Hendropriyono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Ia bahkan menegaskan bahwa kaki tangan di dalam negeri itu kemungkinan tidak sadar kalau sedang diperalat. Pada waktunya nanti, kata dia, sosok dalang itu akan terbuka juga. Ia memberi petunjuk. Dalang itu bukan seorang negarawan, melainkan aktor non-negara dengan pengaruh besar terhadap kebijakan di negaranya.
Kalau diringkas, Hendropriyono sedang menyampaikan pesan bahwa demo ini bukan sekadar jeritan rakyat, tapi bagian dari skenario besar kekuatan asing untuk melemahkan Indonesia.
Narasi Lama yang Selalu Kembali
Bagi sebagian orang, klaim seperti ini mungkin terdengar dj vu. Sejak zaman Orde Baru, narasi "ada dalang asing" kerap dipakai untuk menjelaskan setiap keributan politik atau demonstrasi besar.