Banyak musisi merasa tidak pernah benar-benar tahu berapa besar royalti yang seharusnya mereka dapatkan. Ada yang lagunya diputar jutaan kali di kafe, radio, atau platform digital, tapi uang yang masuk tidak seberapa. Di sisi lain, lembaga pengelola royalti dianggap tidak transparan.
Di era digital, masalah ini semakin rumit. Lagu bisa dipakai di TikTok, diputar di YouTube, bahkan jadi backsound konten viral. Pertanyaannya, apakah penciptanya benar-benar dapat bagian yang adil?
Nah, UU Hak Cipta yang sedang direvisi inilah yang diharapkan bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tapi tentu saja, revisi undang-undang bukan perkara mudah. Ada tarik ulur kepentingan antara musisi, pemerintah, platform digital, hingga lembaga kolektif.
Perspektif Ahmad Dhani
Bagi Dhani, perjuangan ini bukan sekadar hobi bicara. Ia merasa punya tanggung jawab moral sebagai musisi senior untuk menyuarakan keresahan rekan-rekannya. Dalam banyak kesempatan, Dhani menekankan bahwa musisi adalah "pekerja intelektual" yang karyanya harus dihargai.
Namun, tidak semua orang setuju dengan cara penyampaiannya. Ada yang menilai Dhani terlalu emosional, bahkan cenderung kasar. Di media sosial, komentar publik pun terbelah. Ada yang mendukung penuh keberaniannya, ada juga yang menganggapnya hanya mencari sensasi.
Meski begitu, satu hal yang tidak bisa dipungkiri. Kehadiran Dhani membuat isu ini jadi sorotan nasional. Kalau saja rapat itu berjalan datar tanpa kontroversi, mungkin publik tidak terlalu peduli dengan revisi UU Hak Cipta.
Respons DPR dan Publik
DPR sendiri berada di posisi sulit. Di satu sisi, mereka butuh masukan dari praktisi musik seperti Dhani. Tapi di sisi lain, mereka juga harus menjaga wibawa rapat. Itulah mengapa teguran keras pun dijatuhkan.
Publik bereaksi beragam. Banyak musisi muda yang mendukung Dhani, karena merasa suara mereka akhirnya terdengar. Tapi ada juga kalangan yang menilai sikap Dhani tidak mencerminkan etika forum.
Media pun ikut membingkai peristiwa ini dengan beragam sudut pandang. Ada yang menyorot keberaniannya, ada yang menyorot emosinya.
Dampak dan Implikasi
Apapun pro-kontranya, kisruh ini punya dampak besar. Pertama, isu revisi UU Hak Cipta jadi lebih dikenal publik. Kedua, musisi dan pencipta lagu jadi punya momentum untuk mendorong perubahan regulasi.
Kalau revisi ini benar-benar berpihak pada musisi, maka ke depan pencipta lagu bisa lebih sejahtera. Bayangkan, lagu yang kita dengarkan setiap hari di Spotify atau YouTube benar-benar memberi penghasilan layak bagi penciptanya.