Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Konferensi Pers KPK yang Tak Tampilkan Barang Bukti Kasus Wamen Noel

24 Agustus 2025   13:00 Diperbarui: 23 Agustus 2025   14:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah konferensi pers penangkapan koruptor oleh KPK. Apa yang terlintas di benak Anda? Tentu saja, barisan tersangka berompi oranye yang menunduk lesu. Di depan mereka, meja panjang yang dipenuhi tumpukan uang tunai dalam berbagai pecahan, jam tangan mewah, dokumen-dokumen penting, dan mungkin kunci mobil-mobil sitaan. Pemandangan itu adalah "menu utama", bukti nyata dari kejahatan yang telah dibongkar.

Sekarang, bayangkan adegan yang sama pada Jumat, 22 Agustus 2025. Panggungnya ada. Sebelas tersangka, termasuk seorang Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan alias Noel, dihadirkan. Lampu kamera menyala-nyala. Para wartawan siap dengan pertanyaan tajam. Tapi ada yang aneh. Ada yang hilang.

Meja barang bukti itu kosong melompong. Properti utama dalam drama penangkapan ini tidak ditampilkan.

Sontak, sebuah pertanyaan besar menggantung di udara Gedung Merah Putih KPK. Kenapa? Mengapa dalam kasus sebesar ini, yang menjerat seorang Wamen, KPK justru memilih untuk tidak memamerkan hasil sitaannya? Jawabannya, ternyata, jauh lebih menarik daripada sekadar tumpukan uang.

KPK tak tampilkan barang bukti kasus Wamen Noel saat ekspose perkara. Alasan utamanya, penyidikan masih berkembang untuk menjerat pihak lain. - Tiyarman Gulo

Dua Alasan, Satu Tanda Tanya Besar

Tentu saja KPK tidak membiarkan pertanyaan itu menggantung terlalu lama. Ketua KPK Setyo Budiyanto memberikan penjelasan, atau lebih tepatnya, dua penjelasan yang memicu lebih banyak spekulasi.

Alasan Pertama "Masih Ada Satu yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan"

Ini adalah jawaban klasik seorang penyidik ulung. Setyo Budiyanto tidak merinci siapa "satu orang" ini, apakah ia sudah ditangkap, atau dari pihak mana. Kalimat pendek ini adalah sebuah sinyal kuat, perburuan belum selesai. Roda penyidikan masih berputar kencang, dan kemungkinan besar sedang mengarah pada target baru yang krusial.

Dengan tidak menampilkan barang bukti, KPK melindungi integritas pemeriksaan yang sedang berjalan. Bisa jadi, barang bukti tersebut akan menjadi kunci untuk menjerat "satu orang" misterius ini. Menampilkannya ke publik sekarang sama saja dengan membocorkan strategi dan memberi kesempatan target untuk bersiap-siap.

Siapakah sosok ini? Apakah dia "ikan" yang lebih besar? Otak intelektual di balik skema pemerasan ini? Pertanyaan ini membuat kasus Kemenaker terasa seperti puncak gunung es yang baru terlihat ujungnya.

Alasan Kedua "Kemarin Sudah Ditampilkan"

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo memberikan alasan tambahan yang lebih teknis. Menurutnya, barang bukti tidak ditampilkan karena 22 unit kendaraan sitaan sudah dipamerkan sehari sebelumnya, Kamis (21/8).

Alasan ini masuk akal secara logistik. Namun, dalam dunia investigasi, alasan teknis seringkali menjadi "tameng" untuk alasan strategis yang lebih penting. Bisa jadi ini adalah cara KPK untuk menjawab rasa penasaran publik tanpa harus membuka kartu mereka yang sesungguhnya, yaitu alasan pertama tadi. Keduanya tidak saling bertentangan, tapi jelas, alasan pertama memiliki bobot yang jauh lebih berat.

Bukan Sekadar Prosedur, Ini Sinyal Strategis

Bagi kita orang awam, tidak adanya barang bukti mungkin terlihat aneh. Tapi bagi mereka yang paham cara kerja lembaga antirasuah, ini adalah sebuah pesan. Sebuah strategi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun