Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Royalti Hajatan? Siapa Sebenarnya yang Wajib Bayar?

14 Agustus 2025   14:05 Diperbarui: 14 Agustus 2025   13:13 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Dhani saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024). KOMPAS.com/Revi C Rantung 

Konser Musik dengan Tiket Berbayar. Ini paling jelas. Penyelenggara wajib bayar royalti.

  • Kafe, Restoran, atau Hotel. Musik di tempat-tempat ini diputar untuk menciptakan suasana nyaman agar pengunjung betah dan membeli lebih banyak. Ini tujuan komersial.

  • Acara dengan Sponsor Besar. Misalnya, sebuah merek rokok atau provider seluler membuat acara "Pesta Rakyat" gratis untuk umum, tapi mereka membayar band untuk tampil. Nah, si penyelenggara (merek tersebut) yang wajib membayar royalti.

  • Bioskop, Karaoke, Stasiun Radio & TV. Ini adalah bisnis hiburan yang inti produknya sangat bergantung pada karya cipta (film dan musik). Mereka adalah pembayar royalti kelas kakap.

  • Sederhana, kan? Selama hajatan Anda bukan konser berbayar yang disponsori perusahaan raksasa, Anda dan pasangan bisa bernapas lega.

    Jangan Panik, Pahami Aturannya

    Jadi, kenapa isu ini bisa seheboh kemarin? Kemungkinan besar karena kombinasi tiga hal. Sosialisasi dari lembaga terkait yang kurang gamblang, judul berita yang "menggigit" demi klik, dan pemahaman masyarakat yang masih abu-abu.

    Kemarahan Ahmad Dhani menjadi katup pelepas yang penting. Ia menyadarkan kita bahwa semangat penegakan hak cipta harus diimbangi dengan akal sehat dan pemahaman konteks. Mengejar royalti dari sebuah hajatan keluarga itu ibarat mencoba memeras jus dari sebutir pasir. Bukan hanya tidak ada hasilnya, tapi juga bisa merusak ekosistem musik itu sendiri.

    Pada akhirnya, menghormati karya seorang seniman itu wajib. Para komposer berhak hidup sejahtera dari keringat kreativitas mereka. Tapi, menghormati bukan berarti hidup dalam ketakutan. Menghormati berarti memahami aturan mainnya.

    Jadi, untuk Anda yang sedang merencanakan hari bahagia, silakan lanjutkan menyusun playlist impian Anda. Putar lagu-lagu cinta itu dengan khidmat. Biarkan musik menjadi pengiring momen sakral Anda tanpa dihantui rasa was-was. Sebab, cinta dan kebahagiaan Anda di hari itu adalah sesuatu yang non-komersial dan tak ternilai harganya.

    Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Hukum Selengkapnya
    Lihat Hukum Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun