Kasus Prada Lucky Chepril Saputra Namo adalah cermin retak bagi kita semua. Ini adalah pengingat yang menyakitkan bahwa di balik gagahnya seragam dan kokohnya institusi, ada potensi sisi gelap yang harus terus-menerus diperangi. Budaya kekerasan yang berkedok senioritas, tradisi, atau dalih "pembinaan".
Nyawa seorang anak bangsa telah hilang. Sebuah keluarga kehilangan putranya. TNI kehilangan seorang prajurit potensial. Semua karena tafsir sesat atas kata "pembinaan".
Ketegasan pimpinan TNI AD dalam mengusut kasus ini hingga tuntas adalah langkah awal yang patut diapresiasi. Namun, perjalanan sesungguhnya masih panjang. Ini bukan hanya tentang menghukum 20 pelaku, tetapi tentang membongkar akar masalahnya. Tentang memastikan bahwa tidak akan ada lagi Prada Lucky lainnya di masa depan.
Karena sejatinya, pembinaan yang benar tidak akan pernah mematikan. Ia justru menghidupkan semangat, mengasah kemampuan, dan melahirkan prajurit yang kuat raganya, tajam pikirannya, dan mulia hatinya. Semoga tragedi ini menjadi titik balik untuk menyembuhkan luka yang menganga di balik seragam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI