Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Nyata Gadepreneur: Dari Omzet Stagnan Jadi Kebanggaan Komplek

29 Juni 2025   05:00 Diperbarui: 28 Juni 2025   14:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akses Pasar yang Lebih Luas. Dari yang tadinya hanya jualan di grup RT, kamu akan dibukakan pintu untuk ikut pameran, bazaar, bahkan terhubung dengan ekosistem digital yang lebih besar.

  • Akses Permodalan. Tentu saja, ini DNA Pegadaian. Namun, modal di sini diberikan sebagai bahan bakar untuk akselerasi, setelah mesin bisnismu dipastikan sehat dan siap tancap gas.

  • Yang lebih menyentuh, program ini merangkul semua kalangan, termasuk mereka yang seringkali terpinggirkan: para perempuan kepala keluarga, sahabat-sahabat disabilitas dengan karya luar biasa, hingga para eks pekerja migran yang ingin membangun kembali hidup di tanah air. Ini adalah bukti bahwa pemberdayaan ekonomi adalah hak semua orang.

    Kisah Ibu Sarah dan Rendang Legendarisnya

    Agar ini tidak terdengar seperti brosur perusahaan, izinkan saya menceritakan kisah tentang Ibu Sarah.

    Ibu Sarah, seorang ibu rumah tangga di sebuah komplek padat, punya satu 'kekuatan super': resep rendang warisan keluarganya benar-benar legendaris. Siapa pun yang mencicipi pasti ketagihan. Berbekal pujian tetangga, ia memberanikan diri membuka PO (Pre-Order) lewat status WhatsApp.

    Awalnya lumayan. Tapi setelah setahun, bisnisnya terasa jalan di tempat. Omzetnya stagnan, cukup untuk jajan anak tapi jauh dari kata "mandiri secara finansial". Kemasannya hanya plastik bening biasa. Fotonya seadanya, diambil di atas meja makan dengan cahaya lampu kuning. Ia sering merasa minder melihat produk rendang kemasan di supermarket yang tampak begitu profesional. Rasa sepi dan bingung yang kita bicarakan tadi? Itu adalah sarapan sehari-hari Ibu Sarah.

    Suatu hari, ia melihat iklan program Gadepreneur di media sosial. Awalnya skeptis. "Ah, paling cuma seminar biasa," pikirnya. Tapi ada satu kalimat yang menarik hatinya, "Ubah Hobimu Jadi Bisnis Juara". Dengan sedikit dorongan dari suami, ia pun mendaftar.

    Di hari pertama pelatihan, dunianya seakan dijungkirbalikkan.

    • Sesi Branding. Mentor menjelaskan, "Ibu-ibu, Bapak-bapak, Anda bukan lagi 'penjual rendang' atau 'penjahit rumahan'. Anda adalah CEO dari perusahaan Anda sendiri!" Kalimat itu seperti menyetrum semangat Ibu Sarah.

    • Sesi Fotografi Produk. Hanya dengan HP dan selembar karton putih, ia diajari cara mengambil foto rendang yang membuat siapa pun yang melihatnya langsung menelan ludah. Cahaya dari jendela ternyata adalah studio foto terbaik.

    • Sesi Keuangan. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar paham cara memisahkan uang bisnis dan uang dapur. Ia diajari cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan benar, sehingga ia tahu persis berapa keuntungan dari setiap kemasan rendang yang terjual.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun