Di saat pahlawan resmi sibuk dengan popularitas dan kontrak sponsor, para vigilante malah bekerja dalam diam. Mereka menyusup ke lorong-lorong kumuh, menyelamatkan orang yang tidak punya koneksi atau kekuasaan, dan berjuang tanpa tepuk tangan.
Ada adegan ikonik saat Koichi harus memutuskan: menolong orang dan melanggar hukum, atau pura-pura tidak tahu karena dia bukan "resmi". Dan dia memilih menolong. Bukan karena dia sok pahlawan. Tapi karena hatinya gak bisa diam.
Visual yang Kayak Komik Hidup
Secara visual, Vigilantes menampilkan sesuatu yang cukup unik. Para kritikus menyebutnya sebagai "superhero comic meets anime." Kamu bakal sering lihat efek suara seperti "BAM!", "WHACK!", atau "ZING!" langsung di layar, mirip gaya Spider-Verse yang ikonik.
Setiap adegan pertarungan dirancang bukan hanya untuk keren-kerenan, tapi juga menyampaikan emosi. Entah itu amarah Knuckleduster, semangat Koichi, atau kegalauan PopStep, semuanya terasa lewat warna, gerakan kamera, dan bahkan... keheningan.
Gaya ini bikin Vigilantes terasa segar. Bukan sekadar pelengkap dari My Hero Academia, tapi karya yang berdiri gagah dengan caranya sendiri.
Koneksi dengan Seri Utama: Bukan Fanservice Doang
Buat kamu yang udah nonton My Hero Academia, bakal senang banget lihat kemunculan karakter-karakter lama. Tapi jangan khawatir, mereka gak numpang lewat.
Misalnya, Aizawa (Eraser Head) punya peran penting dalam cerita. Hubungannya dengan Knuckleduster dan masa lalu mereka bikin cerita jadi lebih dalam. Bahkan kita diajak untuk melihat kenapa Aizawa jadi pahlawan yang dingin dan realistis seperti sekarang.
Hal-hal kecil ini memperkaya semesta MHA, bikin kita merasa bahwa dunia ini hidup dan saling terhubung.
Karakter yang Tumbuh
Salah satu kekuatan utama Vigilantes adalah pembangunan karakter. Koichi tidak tiba-tiba jadi kuat. Dia belajar. Terjatuh. Bangkit. Salah. Ditegur. Belajar lagi. Sampai akhirnya, dia bukan cuma bisa meluncur lebih cepat, tapi juga punya pemahaman lebih dalam soal tanggung jawab.
Perjalanan ini relatable banget. Kita semua pernah merasa kecil. Merasa gak punya kekuatan. Tapi cerita Koichi bilang: kamu tetap bisa berbuat sesuatu. Bahkan perubahan kecil bisa berarti besar bagi orang lain.
Dan bukankah itu makna jadi pahlawan?