Lebur mendebu, pada saat itulah seluruh hajat hidup Aisah terporak-poranda, regas, meregang nyawa.
---1936.
"Apa yang dapat saya lakukan untuk Ai?" tanya Alam.
"Masih Uda mau melakukan sesuatu untuk Ai?" tentulah gadis itu bertambah hairan kepada kuatnya hati Alam.
"Baiklah. Satu saja, Da. Bila menikahi saya ... Uda jangan jatuh cinta seperti saya." Kembali air mata membasahi pipinya.
"Mengapa?" Alam mengernyitkan dahinya.
"Jangan jadi seperti saya, sebab sekali saya pergi, Uda hanya akan menjadi mayat yang menanti kematian raga. Saya ... saya hanya tidak rela apabila hati uda yang mulia suatu hari akan mati di tangan saya. Saya tidak rela bila keshalihan Uda dirusakkan oleh kegilaan Uda kepada saya. Saya tidak rela surga Tuhan kehilangan manusia seperti Uda ... oleh sebab saya."