Ternyata, 42% cyber bullying terjadi di Instagram, 37 % terjadi cyber bullying di facebook dan di twitter 9%. Bahkan cyberbullying juga merambah ke kanal privat melalui whatsapp sebanyak 12 %.
Efek tindakan ini, sangat negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan para korbannya, jauh lebih buruk dibanding sekadar merasa tidak enak. Korban sendiri bisa merasakan efek ini dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Oleh karena itu, mengapa kita perlu serius dalam menangani cyberbullying.
Menurut UNICEF, ada perbedaan kapan obrolan itu bercanda atau menjurus ke bullying. Jika kamu merasa terluka atau berpikir sepertinya mereka ‘menertawakanmu’ bukan ‘tertawa bersamamu’, maka lelucon atau candaannya mungkin sudah terlalu jauh.Â
Kalau itu terus berlanjut bahkan setelah kamu meminta orang itu untuk berhenti dan kamu masih saja merasa kesal tentang hal itu, maka ini bisa jadi adalah bullying.Â
Lalu ketika ini terjadi dalam ranah online, tentu orang asing yang tidak kita kenal akan turut melakukan hal serupa. Dampaknya akan meluas dan membuat kita semakin merasa tertekan.
UNICEF sendiri membagi 3 dampak dari cyberbullying, yaitu secara fisik, emosional dan mental. Dikatakan dampak cyberbullying secara mental, yaitu kamu merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah .
Dampak secara emosional, kamu merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai. Sedangkan dampak secara fisik, yaitu lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala.
Jadi, kalau sudah tahu dampak dari cyberbullying ini, STOP di kamu! Bantu orang yang mengalami perundungan dan berikan support dukungan moral kepadanya.