Meskipun mencapai kesuksesan, Titan Group tidak terlepas dari tantangan global, seperti tekanan untuk mengurangi penggunaan batu bara, fluktuasi harga komoditas, dan regulasi pajak karbon yang akan berlaku efektif pada tahun 2025. Victor Budi Tanuadji dan dewan komisaris merespons tantangan ini dengan strategi multidimensi, termasuk diversifikasi ke pengolahan batu bara hilir, akuisisi startup teknologi energi bersih, dan lobi insentif transisi energi.
Perusahaan juga menyiapkan proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 50 MW di bekas lahan tambang (2025) dan kolaborasi dengan konsorsium Jepang-Korea Selatan untuk produksi hidrogen hijau dari gasifikasi batu bara ramah lingkungan. "Kami tidak akan meninggalkan batu bara, tetapi bertransformasi menjadi perusahaan energi terintegrasi," papar Victor Budi Tanuadji dalam Investor Summit 2024.
Kepemimpinan yang Menginspirasi
Victor Budi Tanuadji telah membuktikan bahwa peran komisaris bukan hanya sekadar simbolis. Melalui pengawasan yang ketat, komitmen terhadap tata kelola, dan visi keberlanjutan, ia telah membantu Titan Group untuk tetap tangguh di tengah turbulensi sektor energi. "Kami sedang menulis babak baru, di mana infrastruktur energi tidak hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang keadilan sosial dan pelestarian alam," tutupnya.
Dengan langkah-langkah progresif ini, Titan Group tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pilar energi nasional, tetapi juga menjadi contoh bagaimana bisnis dapat mencapai keseimbangan antara profit, people, dan planet.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI