Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kerbau Buntal, Kupu-kupu, dan Laut

19 Juni 2023   20:48 Diperbarui: 19 Juni 2023   20:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/31cxKMC

Nelayan tua
yang ngidam ikan Marley.

Kupu-kupu dapat terbang melintang, mereka bebas tetapi
bergantung dengan susu kehidupan.
Susu beraroma madu yang berasal dari puting Dewi Bumi, yang diterjemahkan ke dalam bunga-bunga.

Namun setiba Dia di bibir pantai,
di dekat perahu
di samping kepala Marley yang tersisa tulang, dia bertutur berdada lebar: "laut adalah taman bungaku".

Laut adalah sarang pengetahuanku.
Pengetahuan laut yang tajam
dapat menusuk lidah, mata meram-mejam, bahkan terisis percikannya
ruam badan seutuh.

"benar, aku minum susu dari puting yang asin," tuturnya. "puting penuh keringat dan menetes darah, yang bekerja siang malam demi membeli parfum beraroma surga, untuk kakinya."

Aku kupu-kupu yang menyelami lautan pengetahuan.
Aku kupu-kupu, pingin menyentuh pangkal laut, memasuki
rahim pengetahuan, lalu memakan apel dari taman
yang konon
telah dianggap hilang
ditelan lautan
oleh jam digital seorang remaja bernama Wilhelm.


Juni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun