Ironi Indonesia: Penanganan Kasus Arya Daru Pangayunan dan Zetro Leonardo Purba
Kontras terlihat ketika kita menoleh ke Indonesia. Dua diplomat muda, Arya Daru Pangayunan dan Zetro Leonardo Purba, menjadi korban tragedi yang hingga kini belum menemukan kejelasan investigasi menyeluruh.
Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal dalam kondisi misterius. Status penyelidikan hingga kini masih kabur, tanpa transparansi memadai kepada publik. Zetro Leonardo Purba ditembak mati, namun proses hukum dan investigasi kasusnya berjalan lamban, bahkan terkesan tanpa prioritas serius dari negara.
Di sinilah letak ironi yang menyakitkan: Amerika memandang penembakan seorang aktivis publik sebagai luka seluruh bangsa, sementara Indonesia belum menunjukkan komitmen yang sama terhadap kematian para diplomat muda yang justru mewakili wajah negara di kancah internasional.
Bagaimana mungkin nyawa diplomat yang mengemban tugas negara dan membawa nama baik Indonesia tidak ditangani dengan standar penghargaan dan keseriusan tertinggi? Jika negara tidak hadir penuh dalam melindungi dan memberikan keadilan bagi para diplomatnya, bagaimana ia bisa meyakinkan rakyat bahwa setiap nyawa benar-benar dihargai?
Negara, Nyawa, dan Martabat Bangsa
Pelajaran yang bisa ditarik dari Amerika Serikat:
- Nyawa warga negara adalah martabat bangsa. Negara yang besar menganggap satu nyawa pun memiliki nilai yang sama dengan harga diri seluruh bangsa.
- Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci. Setiap langkah investigasi diumumkan, publik dilibatkan, dan keadilan dijalankan secara terbuka.
Keadilan harus melampaui politik. Penegakan hukum tidak boleh terjebak pada tarik-menarik kepentingan politik, apalagi sampai mengorbankan keadilan bagi korban.
Kasus Charlie Kirk menunjukkan bagaimana negara hadir untuk warganya: tegas, transparan, dan penuh penghargaan terhadap kehidupan. Presiden, Direktur FBI, dan pejabat federal berbicara dengan satu suara: nyawa seorang warga adalah nyawa bangsa. Indonesia perlu bercermin. Kematian misterius Arya Daru Pangayunan dan tertembaknya Zetro Leonardo Purba seharusnya menjadi panggilan moral untuk negara agar lebih serius, transparan, dan tegas. Jika Amerika bisa menganggap penembakan satu warganya sebagai luka seluruh bangsa, mengapa Indonesia belum memperlihatkan hal yang sama?
Bangsa yang besar adalah bangsa yang benar-benar melindungi warganya --- tanpa terkecuali, tanpa misteri, tanpa kompromi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI