(Puisi akhmad fauzi)
Bibir itu terlalu mungil untuk menjawab cinta
Aku harus membelah hati untuk menyisipkan tambahan gairah
Seperti inikah macam kegalauan?
Bukan,
Hanya sebuah kilatan rona cipta maha rasa yang bersemayam di lembah syahdu
Waktu terlalu singkat untuk mengumbar warna
Aku harus menghangatkan kedewasaan
Seberat inikah membaca makna?
Iya,
Karena kata tidak akan mampu melukiskan kesyahduan
Suara berat itu terlalu mudah untuk berakhir pasrah
Aku harus menahan nafas sejenak waktu untuk mengusap rindu rasa
Sesyahdu itukah?
Bahkan lebih,
Jiwa telah terangsang duka cita nuansa cinta
Â
Kertonegoro, 24 Januari 2016
Salam,
Akhmad Fauzi
Â
ilustrasi : cherryashlyn.blogspot.com