Mohon tunggu...
Tiffany Vanessia
Tiffany Vanessia Mohon Tunggu... Mahasiswa Administrasi Bisnis | Tenant Relation Intern di KG Property - Kompas Gramedia | Wakil Himpunan STABTION | Sekretaris IMABI | Penulis Pemula | Model

Saya Tiffany Vanessia, mahasiswa aktif yang sedang menempuh studi Administrasi Bisnis. Saat ini tengah menekuni dunia kepenulisan sekaligus memperluas pengalaman profesional di bidang hubungan tenant melalui program magang di KG Property – Kompas Gramedia. Saya menyukai dunia literasi, tertarik pada isu self healing, relasi antarmanusia, dan refleksi kehidupan. Lewat Kompasiana, saya ingin membagikan cerita-cerita yang jujur dan menginspirasi, dari hati untuk hati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

AClown Girl 2 : Panggung Terakhir

13 Juni 2025   15:09 Diperbarui: 13 Juni 2025   15:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Kursi (Sumber : Pinterest))

Seorang badut ceria yang biasa menatap langit di atas, kini harus belajar melihat ke depan agar tak terjatuh. Mencintai itu wajar, tapi memaksa untuk memiliki bukanlah hal yang baik. Aku kini sadar akan peranku---"teman", ya hanya sebatas itu.

Harusnya aku bisa mengerti bahwa cinta adalah perasaan yang menantang---ia seperti sarang lebah. Aku mulai bisa memusnahkan semua perasaan dan kenangan manis bersamanya yang selama ini hanya menyiksaku.

"Aylona? Itukah kamu?"

Dalam langkahku yang hendak menjauh, Mark tiba-tiba muncul. Namun tidak ada lagi getaran di jantungku. Aku berhasil bebas dari penjara yang kubangun sendiri. Ya, perasaanku sendirilah yang membelengguku.

"Maaf, aku sedang buru-buru," kataku, bergegas meninggalkan Mark.

"Apa kita harus seperti ini? Nggak bisakah kita kembali jadi teman? Atau... teman tapi mesra?" ujar Mark. Aku berhenti berjalan dan menoleh ke belakang.

"Apa kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan, Mark?" tanyaku dengan alis mengernyit.

"Aku nggak mau kita menjauh begini, Aylona."
Mark menatap mataku, tampak tulus.

"Aku nggak bisa membiarkan diriku terperangkap lagi. Aku kasihan dengan hatiku sendiri. Maaf, Mark. Permisi, aku pergi."

"Aylona!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun