Mohon tunggu...
Siti Rahmadani Hutasuhut
Siti Rahmadani Hutasuhut Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis puisi, cerpen dan opini sosial-hukum-budaya

Im interested in social phenomena, deep thoughts and mentality

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prinsip Menjadi Diri Sendiri

19 Maret 2019   20:53 Diperbarui: 20 Maret 2019   00:29 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir kata, uraian ini hanyalah pendapat subjektif saya. Ada satu hal yang lebih baik daripada menjadi diri sendiri, yaitu menjadi bagian terbaik dari diri sendiri.

Sedikit saya sisipkan salah satu pengalaman nyata pribadi ketika mengalahkan bagaimana sebenarnya diri saya. Saya kurang nyaman dalam keramaian dan tidak begitu lincah bersosialisasi di masyarakat umum. Saya terbiasa melakukan apa saja yang menurut saya penting bagi saya dan sering mengabaikan apa saja yang menurut saya terlalu ribet misalnya seperti berbasa-basi atau mengobrol hal yang tidak perlu kepada oranglain.

Tetapi apakah bertahan dalam diri yang seperti itu memberi dampak baik yang lebih besar bagi saya? tentu saja tidak, karena hidup adalah untuk belajar berbagai hal. Maka beberapa kali ketika saya memikirkan untuk mencoba mengetahui, saya lakukan banyak hal yang sangat tidak sesuai dengan diri saya yang sebenarnya. 

Misalnya mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat seperti bakti sosial yang sangat tidak sesuai dengan diri saya sebenarnya. Saya tidak nyaman tidur beramai-ramai dalam satu ruangan, menyanyikan yel-yel kelompok sambil berjoget dan melambaikan tangan demi menghidupkan suasana kelas anak-anak, membujuk anak yang tidak mau makan, berbincang resep masak dengan ibu-ibu desa, menenangkan ibu yang menangis karena khawatir anaknya  akan  dikhitan, dll.

Saya mengikuti dua kali bakti sosial di tempat yang berbeda dalam tahun yang tidak berurut. Kegiatan tersebut dilakukan sekitar tiga hari empat malam atau lebih/kurang. Melewati satu hari saja bagi saya cukup sulit. Tapi apakah saya harus memanjakan diri saya untuk menjadi diri sendiri kala itu karena terlalu sulit? Tidak. Karena menjadi diri sendiri tidak selalu berakhir baik.

Diri saya yang sebenarnya, menolak melakukan semua hal tersebut dan memilih mengerjakan tugas, menulis cerpen/puisi/artikel sambil mendengarkan musik, atau baca buku. Terkadang bermasalas-malasan dengan berselancar di media sosial, atau menonton film/drama/talkshow/berita. Beberapa waktu berdiskusi tentang berbagai hal dengan kelompok pilihan, dll. 

Apakah hidup dengan melalukan hal yang saya sukai dengan menjadi diri sendiri saja adalah kesalahan? Tidak. Tapi hidup akan terus berjalan dan saya sebaiknya mempelajari ruang dan sudut lainnya.


Lantas apakah dengan mengalahkan bagaimana diri saya yang sebenarnya di suatu waktu memberi perubahan pada diri saya yang sekarang/sebenarnya? Sama sekali tidak. Saya tidak kehilangan bagaimana diri saya yang sebenarnya, tapi semua yang sudah terlewati ketika saya mengalahkan bagaimana diri saya yang sebenarnya justru memberi pelajaran baru untuk memahami sudut lain dunia dan hidup. 

Lalu apakah semua hal yang saya lakukan dengan mengalahkan diri saya yang sebenarnya adalah hal yang sia-sia? Tentu saja tidak. Kata guru Pkn kelas satu SMA saya, tidak ada yang namanya sia-sia. Saya setuju pendapat beliau, karena semua adalah pembelajaran, baik dari apa yang sudah dilakukan sendiri atau dari apa yang sudah dilakukan orang lain. 

Sebuah pribahasa yang saya kenal ketika SD mengatakan “bagaikan menegakkan benang basah” yang artinya perbuatan sia-sia. Bagi saya, bahkan ketika saya mencoba menegakkan benang basah, tentu saja itu tidak pernah menjadi sia-sia, tapi menjadi pelajaran untuk saya ketahui bahwa benar benang basah tidak akan bisa ditegakkan.

Kegiatan saya yang mengalahkan diri saya sebenarnya tidak pernah sia-sia, pengalaman itu dapat saya lihat dan rasakan nyatanya tentang bagaimana bersikap dan berucap serta suatu hari nanti menjadi bahan cerita kepada orang dekat saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun