Mohon tunggu...
Siti Rahmadani Hutasuhut
Siti Rahmadani Hutasuhut Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis puisi, cerpen dan opini sosial-hukum-budaya

Im interested in social phenomena, deep thoughts and mentality

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prinsip Menjadi Diri Sendiri

19 Maret 2019   20:53 Diperbarui: 20 Maret 2019   00:29 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal yang seperti inilah salah satu yang perlu dijaga bagi saya, maka sebisa mungkin saya memanajemen waktu dalam kehati-hatian saya. Sehingga saya mampu meminimalisir kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat dari waktu-waktu yang saya miliki, saya tidak terlalu jauh menjadi gila ketika suntuk atau tidak terlalu lama bermalas-malas ketika senggang.

Contoh lain tentang menjadi diri sendiri, seperti ilustrasi seseorang dibesarkan bukan dari keluarga konglomerat maka seseorang tersebut tidak perlu bertingkah seperti konglomerat, seseorang itu hanya perlu menjadi diri sendiri. 

Seseorang yang terbiasa berbicara keras ditengah makan malam rekan kerja, seseorang yang suka memotret diri sendiri di tengah persembahan hiburan, menjadi seseorang yang terbiasa makan sambil mengeluarkan bunyi seperti desis ketika mengunyah di pesta ulangtahun teman anak konglomerat. 

Apakah harus seperti itu, menjadi diri sendiri? Bagi saya bisa iya bisa tidak. Apabila iya, apakah teman akan nyaman dengan kebiasaan seseorang itu dengan dalih menjadi diri sendiri di depan teman?

Tidak ada yang salah dengan seseorang tersebut, tapi keadaan mengharuskan seseorang itu memosisikan diri untuk tidak menjadi diri sendiri tapi menjadi sebagaimana kebiasaan di keadaan yang sedang terjadi. Setidaknya hal tersebut sebagai bentuk upaya agar hubungan saling nyaman satu sama lain.

Pemahaman tentang konsep menjadi diri sendiri tidak cukup hanya dengan ilustrasi yang telah dipaparkan di atas. Ilustrasi tersebut masih terlalu dangkal untuk mencakup keseluruhan pemahaman konsep. Ada banyak konsep pengaplikasian prinsip menjadi diri sendiri dalam berbagai keadaan dan sudut pandang. 

Berbagai konsep tersebut bukan sesuatu yang sederhana untuk diuraikan. Tapi penekanan yang saya maksud adalah tentang bagaimana menempatkan prinsip menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari hanya untuk membawa pengaruh yang lebih baik.

Sejauh ini apakah saya keliru memahami prinsip menjadi diri tersebut?

Ada dua versi yang menjadi pembeda memahami prinsip tersebut, pertama ketika pengertian atau pendefenisian atau pemahaman kata "menjadi diri sendiri" berbeda, maka cara pandang menggunakan prinsip tersebut pun beda pula. 

Kedua ketika pengertian atau pendefenisian atau pemahaman kata "menjadi diri sendiri" sama, tapi penarikan kesimpulan karena pilihan masing-masing melibatkan unsur perlu-tidak perlu atau unsur pilihan lainnya berbeda maka penggunaan prinsip tersebut pun berbeda.

Sikap hati-hati dalam mengambil keputusan atau bertindak dengan cara berpikir panjang yang didalamnya termasuk pertimbangan resiko, dampak, pengalihan dari kegagalan dan lainnya berarti mengatur diri sendiri dalam batasan terpola yang maksudnya untuk beberapa keadaan menjadi diri sendiri bukanlah pilihan yang bijak karena menjadi diri sendiri hanya baik diaplikasikan dalam pilihan-pilihan tertentu atau keadaan tertentu seperti misalnya dalam memilih karir, mewujudkan cita-cita, atau mungkin cara belajar atau berbagai keadaan serta pilihan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun