Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gadis Pingitan di Lorong Chowkit

11 April 2019   11:44 Diperbarui: 14 September 2022   13:23 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan tanda warna biru bertuliskan Lorong Haji Taib, berdiri tegak di pangkal jalan. Di situlah sentral bisnis esek-esek murah di kawasan Chowkit, Kuala Lumpur. Para pekerja migran dari berbagai negara di Malaysia, tidak asing dengan nama itu. Dan kalau ditanya tentang Lorong Haji Taib, langsung tersenyum penuh makna.

Tak susah untuk mengorek cerita tentang cerita seronok di area Chowkit.  Intinya banyaknya gadis-gadis Indonesia di lorong itu.

Bisnis Seronok Tak Ada Ujungnya

Matahari masih condong di ufuk barat. Lorong Haji Taib, Chowkit, mulai ramai. Para pedagang kaki lima tampak sibuk menggelar dagangannya. Itulah pasar malam Lorong Haji Taib yang membentang sekitar 500 meter di kanan-kiri ruas jalan itu.

Siang berlalu, malam pun tiba. Azan Magrib berkumandang dari sebuah masjid terdekat. Lampu-lampu restoran dan rumah toko menyala mengusir gelapnya malam. Walau begitu, di sudut-sudut lorong yang agak remang, berdiri beberapa orang laki-laki alias germo yang menawarkan kenikmatan birahi.

"Mari lihat-lihat dulu bang, ada Jawa, Melayu, India, Cina, dan Vietnam. Murah saja bang --cukup 30 ringgit--untuk satu kali kongkek," demikian tawar lelaki kurus cekung bermata sipit kepada setiap lelaki yang lalu lalang di lorong itu. Satu kali kongkek dalam bahasa Cina, bermaksud satu kali "main" short time.

"Harga ditentukan tergantung kondisi perempuan, kalau yang masih muda, tentu lebih mahal dari itu," kata seorang mucikari yang mengaku sebagai Ah Cong. Berdasar informasi di sekitar Chowkit, cukup merogoh kantong RM70 (sekitar 210 ribu rupiah, lelaki hidung belang sudah bisa bercumbu dengan gadis-gadis seksi asal Indonesia.

Bagaimana kalau ingin bermanja dalam pelukan gadis Melayu, India Cina, dan Vietnam? "Oh...itu, tarifnya agak tinggi namun tetap terjangkau," ujar Ah Chong meyakinkan.

Generalisir Gadis Jawa

Ikon Jawa di Negeri Jiran, seolah-olah mewakili daerah lain di Indonesia. Buktinya, perempuan-perempuan yang menjadi penghuni beberapa wisma di lorong Haji Taib, bukan saja dari Jawa. Asal usul beberapa gadis berpakaian menor di situ adalah beragam. Ada Medan, Maksar, Lampung, Jawa Timur, Jawa tengah dan Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun