Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alasan Kenapa Kita Bekerja dan Menjadi Konsumtif

14 Mei 2022   09:00 Diperbarui: 14 Mei 2022   18:34 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan yang bekerja di perkantoran | mangoapps.com 

Cara berpikir Marx sederhana, apa yang dikerjakan oleh manusia adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan yang selanjutnya mereka konsumsi itu sejatinya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mencari kepuasaan diri sesaat dan mencari keuntungan saja bukan fungsi serta makna yang dalam.

Fenomena ini muncul karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas terutama dalam kegiatan ekonomi yang berimplikasi pada kegiatan konsumsi. 

Dalam kegiatan mengkonsumsi inilah akhirnya membuat terciptanya begitu banyak komponen-komponen baru yang dapat mendukung terciptanya sebuah praktik kapitalisme di dalam masyarakat. Terjadi klasifikasi yang menyasar pada pembentukan tenaga kerja di dalam masyarakat (Lee, 2013).

Klasifikasi inilah yang di dalam ilmu ekonomi politik komunikasi sering disebut sebagai komodifikasi atau melihat segala sesuatu entah itu barang, jasa ataupun manusia dipandang sebagai sebuah komoditas yang bisa dipertukarkan (Mosco, 2009).

Tenaga kerja sejatinya merupakan sekumpulan orang yang seharusnya bisa menjadi orang-orang yang dapat memberikan energi positif bagi masyarakat secara meluas.

Dengan komodifikasi, tenaga kerja akhirnya dipandang sebagai orang yang perannya adalah untuk membuat sesuatu saja. Selain itu, mereka melakukan hal tersebut berdasarkan permintaan pasar sebagai akibat dari tingginya angka konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. 

Hal ini akhirnya memicu terjadi marjinalisasi tenaga kerja, bahwa peran tenaga kerja itu sejatinya adalah mencari uang atau upah dari hasil kerja mereka supaya mereka bisa menghidupi kebutuhan mereka.

Sehingga, tenaga kerja tidak dipandang sebagai pribadi yang bisa berkontribusi, tetapi tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja untuk bisa mendapatkan upah agar mereka bisa menyambung hidup dan berfungi sesuai norma sosial masyarakatnya.

Konsep ini melanggengkan pemahaman mengenai budaya materialistik, yang mana mengedepankan konsumsi dalam bentuk barang dan jasa tetapi idak tahu esensi apa yang melekat pada yang dikonsumsi itu (Lebfevre, 2015).

Ilustrasi budaya konsumerisme dan materialistik | finansialku.com
Ilustrasi budaya konsumerisme dan materialistik | finansialku.com

Secara lebih lanjut, praktik ini bisa kita sebut sebagai fetisisme atau yang dapat kita pahami dari mengapa begitu banyak orang yang suka mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan, naamun mereka tidak mengetahui sama sekali apa makna yang ada di balik yang yang mereka konsumsi itu (Lee, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun