Karl Marx mengetahui alasan kenapa kita harus bekerja dan akhirnya menjadi pribadi yang konsumtif.Â
Pernahkah pembaca berpikir dan berefleksi, kira-kira apa tujuan utama dari kita bekerja selama ini?
Jika harus dijawab, jawaban yang dilontarkan pun tentu beragam dan sangat kaya dengan berbagai perspektif, faktor serta motif yang melatarbelakanginya.
Namun, secara umum alasan kita bekerja tentu saja semata-mata untuk menyambung kehidupan, yakni mencari uang agar dapat berfungsi di dalam tatanan sosial kita sebagai angkatan kerja.
Walakin, apakah motif dan faktor ini saja yang kemudian mendorong kita untuk bekerja dan menyambung hidup?
Jika merujuk pada jawaban Mosco (2009), manusia bekerja tentu saja untuk memenuhi apa yang mereka sebuat sebagai hidup, yang berarti diperlukan sokongan dari berbagai hal utamanya uang yang memampukan mereka untuk dapat berfungsi di dalam norma-norma yang dikonseptualisasi oleh mayoritas masyarakat.
Namun, secara lebih dalam Mosco melanjutkan bahwa kita bekerja karena ada rentetan peristiwa sejarah dan filsafat yang begitu panjang serta telah mengakar dalam berbagai lini kehidupan kita hari ini, yang di kemudian hari akhirnya berhasil membentuk perspektif kita untuk menghidupi berbagai hal tersebut secara spontan.
Mosco menyebut peristiwa tadi sebagai peristiwa komodifikasi manusia sebagai modal yang harus bekerja dan dipekerjakan.
Dalam tulisan kali ini, penulis akan mencoba mengajak pembaca untuk memahami alasan mengapa kita bekerja dari perspektif yang reflektif dan kritis, di mana perspektif ini berangkat dari pemahaman serta hasil observasi yang dilakukan oleh Karl Marx dalam melihat semua kemungkinan yang menyebabkan kenapa kita bekerja, yang memiliki kaitan kuat ke arah kapitalisme akibat proses revolusi industri dan berkembangnya media massa maupun digital.
Pada hakikatnya, manusia bekerja karena memiliki kebutuhan terhadap suatu konsumsi. Kita tentu tahu dengan istilah pangan, sandang, dan papan.Â
