Mohon tunggu...
Theresia Rini Susanti
Theresia Rini Susanti Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Penulis di platform novel online sejak 2019, setelah 20 tahun menekuni profesi Public Relations. Mencoba menikmati waktu menulis lebih banyak, di sudut kota kecil, Bawen ....

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Alta

6 September 2023   20:19 Diperbarui: 6 September 2023   20:24 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

***

Teriakan Alta membangunkan keduanya. Dion lari tunggang lenggang disusul Liana yang sempoyongan di belakang. Matanya sangat mengantuk. 

'Mungkinkah Alta mimpi buruk lagi?' pikir Liana dengan tubuh lelah. 

Tidak lama kemudian, Dion berteriak dan menyebut asma Allah dengan lantang. Begitu Liana menyusul dan melihat yang terjadi, ia juga turut menjerit histeris! Keduanya membeku sesaat di pintu masuk kamar Alta.

Gadis itu berputar di udara dan menjerit memohon ampun. Dion segera menguasai diri dan melantunkan ayat-ayat suci sambil mencoba mendekat. 

Tubuh Alta terbanting dengan begitu keras di kasur! Liana memekik penuh kengerian. Itulah asal lebam di tubuh Alta selama ini!


Dion menghambur dan memeriksa tubuh Alta yang masih menangis kencang.

"Astagfirullah, apa yang terjadi, Dion?" tangis Liana sambil memangku tubuh gadis kecil itu dengan gemetar. Dion menggelengkan kepala gugup. 

"A-aku harus menelepon seseorang," ucap Dion masih terdengar gugup dan mencoba untuk tidak panik.

Liana memeluk Alta dengan erat. Alta menatap Liana dengan sedih.

"Maafin Alta, Mama," bisik Alta lirih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun