Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Terdiam di Tepi Cerita

10 Oktober 2025   01:03 Diperbarui: 10 Oktober 2025   01:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi: Rindu Terdiam di Tepi Cerita (By. pinterest.com)

Puisi:  Rindu Terdiam di Tepi Cerita

Ketika senja mulai merayu malam
terlihat sunyi enggan menyapa kelam
Bentang jelaga pun berwajah muram
menemani sepotong hati yang terdiam

Bayang wajah pendar sinar rembulan
mengintip kaku di antara barisan awan
Memeluk hening mengecup bibir kenangan
mengoyak jiwa hampa berselimut keresahan

Baca: Bait Puisi yang Tak Sempat Kau Baca

Dalam pelukan waktu yang tak lagi tergesa
di antara tirai rinai dan genang air mata
Di bawah langit malam kita duduk berdua
cerita tentang rindu terdiam di tepi cerita

Walau raga terpisah tak lagi menyatu
selamanya rindu ini hidup dalam kalbu
Mengukir sunyi menjadi kenangan syahdu
abadi dan tak pudar di buru sang waktu

@senimelipatlukadalam, 9 Oktober 2025
#Tulisan ke-41 Tahun 2025
#Puisi ke-23 Tahun 2025
#Artikel ke-18 Tahun 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun