Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menurunkan Berat Badan Bersama Keluarga

10 September 2021   18:56 Diperbarui: 12 September 2021   03:47 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang dari pada ngeluyur dan jajan tidak jelas, lebih baik duduk, membaca tulisan teman-teman kompasiana, dimana saya banyak belajar dari tulisan mereka atau menulis.

Hobi berkebun, merawat tanaman, menanam juga merupakan hobi yang menyenangkan dan selalu bergerak, mencabuti rumput, menggemburkan tanah, memotong dahan-dahan kering.

Dan masih banyak hobi lagi yang mendukung untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan ini.

Kadang -kadang anak-anak menyeletuk, "Mama fuer dich Essen ist so wichtich" atau Mama untukmu makan sangat penting" . Oh saya agak kaget juga saat anak-anak bilang begitu. Aku menjadi sadar, dan bertanya dalam diri, Apakah makan untukku?"

Hidup untuk makan atau makan untuk hidup. Sejak saat itu aku menjadi sadar. Aku tidak mau lagi, dalam hidupku, Hidup untuk makan"

Jadi makan bukan lagi menurut nafsu tetapi merupakan kebutuhan, orang Jerman bilang," Lust oder muss" yang berarti menuruti nafsu atau merupakan suatu keharusan. Jadi kita makan sekedar supaya tetap sehat kalau tidak boleh dikatakan tetap hidup.

Saat ini anak-anak sudah dewasa, anak pertama sudah bekerja dan tinggal di apartemennya sendiri di Frankfurt. Dia  mempertahankan pola makan sehatnya dengan menjadi veganer.

Saat ini tidak lagi mengeluh sakit pergelangan kaki sejak merubah pola makan. Karena kesibukannya di kantor dia mengeluh hampir sulit untuk teratur berolah raga. untuk main hadball tidak mungkin lagi karena lututnya pernah terluka, jadi untuk olah raga ke fitnes studio saja di akhir pekan.

Anak ke dua studi di St. Gallen Swiss, masih veganer, apalagi daging dan harga-harga bahan makanan Swiss jauh lebih mahal dari di Jerman, jadi lebih baik vegan, katanya.  Meskipun  makanan vegan juga tidak murah. 

Untuk  olah raga, anak keduaku menjadi pelatih handball di uninya,  secara teratur joging atau ke fitnes studio di uninya dan setiap hari jalan kaki pulang pergi ke uninya yang berada di puncak bukit itu.

Inilah sekedar pengalaman kami menurunkan dan mempertahankan berat badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun