Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Kelinci Pembunuh [Detektif Kilesa]

30 Juli 2020   16:13 Diperbarui: 30 Juli 2020   16:15 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di mana senjata pembunuh kejadian ini? Pisau itu. Kau menemukannya?"

Mahmud menggeleng, "Tidak, Kilesa. Lebih tepatnya belum. Kau lihat aku sedang menugaskan timku untuk mencarinya. Hanya saja kita kurang orang. Villa ini terlalu besar."

Sementara itu Johnson menanggapi, "Bisa saja pisau itu dibawa oleh pelakunya dan dibuang di suatu tempat di luar villa. Jejak darah ini hanya omong kosong."

Aku menatap Johnson namun ia keburu tersenyum picik dan menunjuk kepalanya, seakan -- akan hipotesanya benar. Namun aku setuju. Sulit untuk menemukan senjata pembunuh di tempat seluas ini, juga ada kemungkinan senjata itu tidak ada di villa. Untuk sekarang, lebih baik menginterogasi orang terdekat. Dudi dan keluarganya. Terlebih, keluarga itu mencurigakan. Mengapa Roger ditinggalkan sendiri?

"Keluarga itu belum boleh pulang ke luar kota, Mahmud. Kita harus menanyai mereka."

"Aku setuju, Kilesa. Mereka cukup mencurigakan menurutku. Aku sudah meminta tim pengamanan untuk mengawasi mereka di hotel. Dan Dudi ada di dalam rumah putih itu. Kau bisa bertanya padanya jika ingin."


Aku mengangguk dan berjalan menuju rumah putih yang berada di tingkat pertama. Namun sebelum aku melangkah masuk, tiba -- tiba Johnson berseru. Seruannya sangat kencang sehingga aku sedikit tersentak..

"Nah, teman -- teman, kita menemukan senjata pembunuh itu. Tidak tanggung -- tanggung, bersama pembunuhnya pula!"

Aku menengok dan menyaksikan sebuah pemandangan yang mengejutkan. Seekor kelinci berdiri di paving block yang menanjak naik, di belakang mayat Roger, dengan sebilah pisau tergigit di mulutnya. Mukanya penuh dengan bercak darah, dan matanya memerah. Seakan -- akan ia memberitahu kami bahwa ialah yang membunuh Roger Yamin. Johnson tertawa.

"Lihatlah dan saksikanlah! Seekor kelinci pembunuh! Pertama di dunia kepolisian!"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun