Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perang Medang - Sriwijaya [Novel Nusa Antara]

21 Maret 2020   20:06 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:19 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi Anggabaya tidak dapat membantah atasannya.

"Kekuatanmu memang besar, Anggabaya. Namun, aku membutuhkan sebuah pasukan yang disiplin, yang mampu menahan musuh. Unggun Krama adalah ksatria terkuatku, pasukannya memiliki tingkat disiplin pertahanan yang tinggi. Kau, Anggabaya, akan mendobrak musuh dari arah kanan."

Awan Senggana menanggapi, "Aku memahami rencanamu, Wangkir. Unggun Krama di tengah tentu akan memakai formasi bertahan yang terkenal, cakrawyuha, sedangkan Anggabaya dan Limawijaya akan memakai formasi menyerang seperti garudawyuha atau makarawyuha."

Joko Wangkir mengangguk dan menggeleng, membuat Awan Senggana kebingungan, "Benar, bupati, pasukan Anggabaya dan Limawijaya akan memakai formasi makarawyuha, namun Unggun Krama tidak akan memakai cakrawyuha. Dataran Dieng terlalu luas untuk memakai formasi ini. Aku takut akan ada prajurit yang lolos dan menyebabkan kematian warga. Tidak. Unggun Krama akan memakai formasi bulan sabit untuk bertahan."

Awan Senggana mengangguk -- angguk, "Kau benar -- benar memikirkan keselamatan warga, Wangkir. Benar -- benar suatu tindakan terpuji."

"Sejujurnya perjalananku menuju Kalingga bukan hanya menarik orang ini dari sana. Aku ingin mengungsikan orang -- orang Kalingga dan membuatnya kosong. Tapi mereka bertindak lebih cepat dariku. Ini membantuku namun aku tidak mengerti. Apakah kau melihat mereka, Awan Senggana?

Awan Senggana menggeleng, "Bahkan aku tidak melihat sang bupati."

Di mana mereka itu?

Limawijaya berucap, "Panglima, aku ingin meminta sesuatu. Kuharap kau mendengarkan dan mengabulkan permintaan ini."

"Silakan, Limawijaya."

"Aku telah melatih para prajuritku dengan menggunakan tombak ganda, seperti jurus -- jurus andalanku. Aku harap kau memperbolehkanku untuk mempersenjatai para tamtama, perwira, dan komandan dengan tombak ganda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun