Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cornelis De Houtman [Novel Nusa Antara 3]

7 Mei 2019   12:31 Diperbarui: 7 Mei 2019   12:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Keyser menoleh dan menunjuk, "Tanya saja kawanmu sesama petinggi dewan di belakangmu itu."

Seorang manusia bertubuh jangkung dengan pakaian katun tebal melangkah menghampiri Cornelis. Jan Poppen, Sepertinya orang ini baru saja keluar dari kabin. Bagaimana mungkin dalam cuaca sepanas ini ia memakai pakaian seperti ini? Aku saja melepas pakaian tebalku. Ia tidak terkena skorbut? Ia menampilkan senyum ramah di bawah hidung mancungnya.

"Selamat pagi, kawanku, nampaknya ada yang menggelisahkanmu. Ada yang bisa kubantu?"

"Poppen. Keyser baru saja memberitahuku bahwa persediaan makanan kita mulai membusuk dan air mulai habis. Bukankah kita baru saja berhenti di Pulau Kenari?"

"Ya, aku juga tidak mengerti, Houtman. Butiran pala yang kita bawa dari Amsterdam ternyata tidak berpengaruh sama sekali dalam hal mengawetkan. Bukankah catatan Linschoten memberitahu kita bahwa pala berfungsi untuk mengawetkan makanan? Tapi makanan di lambung kapal mulai membusuk."

Linschoten terkutuk. Catatannya dipenuhi fabel -- fabel fiksi. Siapa yang percaya ada makhluk gaib, ikan besar berbentuk manusia di dataran India sana? Anehnya, pedagang -- pedagang itu percaya padanya.

Cornelis meraih kantung bajunya dan menggenggam sebutir cengkih. Ia memang menaruhnya di sana sebagai pengingat atas motivasi berlayar. Cornelis menarik keluar dan memerhatikan butir cengkih itu, mengepit di antara telunjuk dan jempolnya. Bentuknya tidak besar, rapuh, dan sudah mengeras. Benda itu mengeluarkan aroma harum.

"Demi benda ini, Poppen, demi benda ini kita rela mempertaruhkan nyawa mengarungi setengah bola bumi. Tanaman terkutuk! Mengapa kau hanya tumbuh di daerah timur saja?"

Jan Poppen tersenyum. "Tenanglah, sobat. Bangsa -- bangsa Eropa memiliki nasib sama. Inggris bahkan sudah lebih dahulu berlayar menuju Timur. Bahkan mereka mencari jalan dari arah utara timur, hendak menyeberangi lautan es. Hahaha, dasar orang -- orang dungu."

Cornelis menatap Poppen dengan tajam. Ia setengah membentak, "Bagaimana mungkin kau tertawa ringan, Poppen, mengetahui bahwa nasib kita tidak lama lagi? Kita akan mati di kapal ini, tanpa makanan dan air!"

Poppen menggenggam tangan Cornelis untuk menenangkannya, yang dengan cepat ditepis oleh orang itu, sambil berkata, "Tenanglah, Houtman. Saudaramu, Houtman yang lain itu, menyetok dalam jumlah besar di kapal Hollandia. Dan ia membuat persediaan secara teroganisir, menumpuk dan memilah -- milahkan dengan benar. Tidak akan ada jamur busuk berani datang mendekat. Dan di atas semuanya itu, ia menambahkan butir pala sebagai pengawet. Tidak asal -- asalan seperti di kapal ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun