Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lohgawe 1 [Novel Nusa Antara]

16 Desember 2018   15:44 Diperbarui: 16 Desember 2018   15:56 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik, tuan ingin diramal di bagian mana?" tanya Lohgawe seperti biasa ketika ia akan memulai ramalan.

"Tolong ramal masa depanku. Apakah aku akan menduduki posisi penting di masa depan?" jelas sang pemuda.

Lohgawe mengangguk. Tangannya membuka buku Primbon Hari Ini, namun ketika kembali menatap pemuda tersebut, ia tercekat. Sebuah tatapan mengancam melihatnya seakan mau menghabisi tanpa ampun. "Aku melihat orang tadi diramal dengan memakai penglihatan, aku ingin cara yang sama" jelas sang pemuda.

Bulu sukma Lohgawe mulai berdiri. Ini ketakutan yang sesungguhnya. Tenang, Lohgawe. Tenang. Seorang peramal boleh salah menentukan nasib orang namun ia harus meyakinkan. Lohgawe mengulang - ulang keyakinannya.

Lohgawe kemudian mengambil keris di bawah mejanya. Permintaannya agar tangan sang pemuda berada di atas meja ramal segera dipenuhi. Sebelum mengarahkan keris ke atas telapak tangan pemuda, Lohgawe menatap pemuda tersebut. Sama sekali tidak terlihat adanya rasa takut pada diri pemuda itu, berbeda dengan Lohgawe yang justru akan segera 'menusuk' telapak tangan pelanggannya.

Lohgawe menyipitkan mata, mengayunkan keris dengan cepat ke atas telapak tangan pemuda, dan berhenti tepat di atas telapak tangan pemuda tersebut. Oh tidak.  Keris itu menghujam telapak tangan pemuda tersebut, walaupun tidak sampai menembus, namun darah telah mengalir deras di atas meja ramal Lohgawe. Matilah aku ini, pikir Lohgawe.


Pemuda tersebut menatap tajam ke arah Lohgawe, "Brahmana, apa yang kau lakukan? Bukankah engkau harusnya memanjatkan doa setelah menghujamkan keris ini tadi?"

Lohgawe menatap pemuda tersebut dengan tatapan tidak percaya. Tanpa berpikir panjang ia lalu menarik kerisnya (ia benar -- benar menarik keris tersebut dari dalam daging tangan yang tertusuk), menggenggam dengan kedua tangan di depan dada, dan mulai memanjatkan doa. Kali ini ia benar -- benar berdoa kepada dewa. Oh Dewa Wisnu, tolonglah hambamu ini, hamba masih ingin berumur panjang. Tolong selamatkan jiwa hamba dari bandit -- bandit ini.

Pelan -- pelan Lohgawe membuka mata. Seorang peramal boleh salah menentukan nasib orang, namun ia harus meyakinkan. Lohgawe membuka penjelasan, "Baik, tuanku yang mulia, Dewa Wisnu sendiri datang kepada diri hamba dengan menaiki Garuda dalam penglihatan hamba barusan. Ia bersabda demikian, "Pemuda di depanmu ini adalah titisan suci dari tempat kami, para dewa. Kami mengutusnya ke dunia agar ia mampu membela orang lemah dan membela kepentingan rakyat. Tentu saja ia akan menduduki posisi tinggi. Ia akan menjadi Raja Kediri suatu saat nanti. Tolong bilang padanya: Bersabarlah, waktunya akan segera tiba." Begitulah Dewa Wisnu bersabda tuanku, sebelum ia pergi dalam naungan awan."

Pemuda yang berada di depan Lohgawe melihat dengan tatapan kagum. Ia terdiam lama, terlihat takjub. Pemuda tersebut menatap anak buahnya, berdiri, dan berdiskusi. Lohgawe berharap hal itu bukanlah hal yang buruk. Kini ia berani berharap bahwa ia akan dibayar setelah pelayanannya.

Pemuda tersebut kembali ke tempat duduknya. Tangannya menggenggam sesuatu. Ia membuka telapak tangannya di atas meja ramal yang masih berlumuran darah. Uang -- uang keping bernilai lima cetak perak bergemerincing di atas meja ramal Lohgawe. Ia tidak bisa menghitungnya. Ada sekitar lima hingga sepuluh keping.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun