Di balai kota, rapat bergemuruh,Â
Angka-angka PPh 21, seolah sihir yang ampuh.Â
Keadilan ditegakkan, kata pembesar di mimbar,Â
Namun di dapur rakyat, tangis pecah terhampar.
Karyawan merana, hitungan tak berujung,Â
Setiap rupiah digali, tiada yang luput.Â
Sementara di atas, tawa riang berdendang,Â
Lobang pajak disulap, jadi fatamorgana uang.
Dalih pemerataan, jadi mantra sakti,Â
Padahal beban dipikul, oleh pundak yang sepi.Â
Keadilan pajak, hanya kisah di buku usang,Â