Kamis, 10 April 2025, kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Salah satu idola kebanggaan Saya, Titiek Puspa telah kembali ke rahim bumi dalam usia 87 tahun.Â
Bagi Saya, Titiek Puspa lebih dari sekedar penyanyi, tapi beliau juga adalah pribadi yang menginspirasi. Saya mengenal Titiek Puspa, justru dari lagu-lagu yang diciptakan maupun dinyanyikannya.Â
Saat teknologi tidak secanggih sekarang, Saya tetap bisa  menikmati suaranya melalui pita kaset yang populer saat itu dan juga melalui radio. Lalu ketika keluarga kami sudah punya televisi sendiri, wajah beliau yang cantik pun bisa dilihat, meski dalam warna hitam putih.Â
Timbre suara Titiek Puspa sangat  khas, berat, namun memberi kesan hangat dan  ada sisi centilnya. Sekilas, kalau dinikmati tanpa melihat wajah,  mirip suara penyanyi jazz favorit Saya, Ella Fitzgerald.Â
Lebih dari sekedar seniman
Terlahir dengan nama Sudarwati, kemudian berubah menjadi Kadarwati, dan akhirnya menggunakan nama Titiek Puspa hingga akhir hidupnya, beliau tidak sekedar seniman biasa, dia lebih dari itu!
Kehadiran Titiek Puspa di panggung seni tak hanya mewarnai, tetapi juga membentuk arah perkembangan seni musik dan hiburan tanah air. Â Sebagai seorang perempuan dengan darah seni yang mengalir, dia menjadikan seni sebagai ruang perjuangan, suara, dan kekuatan menyampaikan pesan melalui setiap lirik yang dibuatnya.
Bergabung dengan kelompok Orkes Simfoni pada masa itu, beliau menjadi penyanyi tetap pada masa keemasan TVRI. Sosoknya mewakili harapan dan impian setiap perempuan saat itu: Â cantik, tetapi juga cerdas dan penuh pesan.
Genre musik Titik Puspa sangat beragam. Beliau adalah penyanyi lintas jaman dan juga lintas genre, dari lagu yang bergenre pop klasik, irama melayu, lagu anak-anak, balada hingga sentuhan jazz dan broadway pada beberapa karyanya, misalnya pada lagu Bimbi.Â
Sebagai seorang ibu dan seorang perempuan yang peka terhadap lingkungan sekitarnya, Titiek Puspa menuliskan fenomena yang dilihat di sekitarnya dan diubah dalam nada-nada yang musik yang indah.Â
Lihat saja lagunya yang tetap enak didengar, 'Kupu-kupu Malam'. Ada kisah sedih dari fakta yang didapatkan dalam kehidupan di sekitarnya. Â Atau lagu 'Bing" yang didedikasikan untuk sahabatnya yang telah pergi, Bing Slamet.Â
Setiap nada yang dimainkan, sarat makna, ada pesan kemanusiaan di dalamnya. Bukan untuk menghakimi, tapi untuk bisa melihat sisi lain kehidupan seseorang, dari perspektif yang berbeda.Â
Karya-karya yang dibuat, tidak berhenti di era itu saja, tenar sebentar lalu menghilang. Karya Titiek Puspa tetap hidup sepanjang masa. Penyanyi muda jaman sekarang banyak menyanyikan ulang lagu-lagunya dengan versi kekinian.Â
Perempuan kuat dan menginspirasi
Titiek Puspa adalah salah satu sosok perempuan yang kuat dan menginspirasi. Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya beliau didiagnosis kanker, tapi itu tidak menyurutkan semangatnya dalam berkarya.Â
Buat Saya, beliau adalah contoh nyata perempuan yang tidak redup sinarnya ketika dirinya menghadapi sakit. Semangatnya tidak pudar. Mungkin inilah yang juga turut menyembuhkan beliau.Â
Kecintaannya akan seni, Â justru menjadi penyembuh beliau dari dalam diri, selain obat-obatan tentu saja. Menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya untuk tetap bertahan meskipun berada dalam situasi sulit sekalipun.
Selamat jalan, Titiek Puspa
Engkau adalah simbol perempuan yang memiliki kebebasan berekspresi. Meskipun ragamu tak lagi ada, karya-karyamu akan tetap hidup dalam hati kami dan menjadi inspirasi bagi kami.
Kupang, 11 April 2025
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI