Lalu bagaimana dengan negara kita?
Perekonomian dalam negeri menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data pada hari rabu (5/8/2020) Â mengalami kontraksi penurunan pertumbuhan sebesar 5.32 persen (year on year). Angka negatif ini memperdalam penurunan ekonomi yang sebelumnya di kuartal I sudah turun menjadi 2.97 persen. Mari kita semua berdoa agar ketahanan ekonomi Indonesia mampu membawa negara lepas dari krisis. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta kita semua dalam mendorong dan menggerakkan roda ekonomi.
Dalam catatan pidato presiden, pak Jokowi mengatakan :
" Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar "
Kata-kata 'bajak momentum' menjadi trending topik dalam seminggu terakhir. Banyak pendapat yang pro dan kontra terhadap pernyataan presiden diatas. Kalau menurut saya pribadi sih... pernyataan presiden tersebut lebih tepat dimaknai sebagai 'sikap optimis di tengah krisis'. Apalagi bulan ini adalah bulan spesial bagi negara kita tercinta. Yaa... benar peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun dengan mengusung tema penuh semangat 'Indonesia Maju'.
Sikap optimis itu tentunya bukan tanpa alasan. Memang seharusnya kita bisa mengambil setiap peluang di tengah tantangan. Bidang ekonomi kerakyatan misalnya, momentum krisis ini bisa digunakan untuk memaksimalkan peranan produk-produk lokal dari Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketergantungan terhadap produk-produk impor yang selama ini cukup mendominasi pasar dalam negeri seharusnya bisa dikurangi. Â
Sekarang saatnya melakukan 'lompatan' bagi produk lokal atau produk dalam negeri agar lebih dikenal dan dibeli.