Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mukidi Mendaftar Jadi Jubir

14 Agustus 2018   09:11 Diperbarui: 14 Agustus 2018   10:28 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raja Kerajaan Sebelah Sana membuka lowongan kerja. Perdana Menteri Tuan Sakti Alam mengumumkan kepada khalayak rakyat bahwa Kerajaan membutuhkkan 1000 Orang Juru Bicara. Kebutuhan tenaga Jubir memang mendesak bersebab luasnya tanah ilayat yang terdiri dari 1945 pulau. Oleh sebab itu diperlukan tenaga juru bicara yang berkelana kesetiap pulau guna menerangkan kebijakan Raja.

Perdana menteri menjelaskan bahwa persyaratan utama Jubir adalah rakyat yang bisa berpantun. Sedangkan soal jenis kelamin, kondisi kesehatan dan umur tidak menjadi masalah. Satu hal penting pendaftar harus pandai berpantun dalam bahasa daerah serta memiliki sedikit pengalaman ikutan lomba berpantun. Serta merta rakyat mendatangi balai desa guna mendaftarkan diri menjadi Jubir, termasuk Mukidi.

Pamong Desa dan Penggawa mengatur antrian warga yang membludak mendaftar jadi Jubir. Sistem Pemerintahan Kerajaan Sebelah Sana memang simple banget. Rakyat pendaftar tidak usah bawa kartu tanda penduduk, kartu keluarga, pas poto dan daftar riwayat hidup (karena waktu itu memang belum ada) di zaman baheula. Rakyat cukup datang,  sebut nama dan bin kemudian langsung ditest kemampuan berpantun.

Tim seleksi ada 2 orang.  Puan Syahrani penyanyi istana elok rupawan dan Tengku Zakaria Gelar Sutan Mangkuto juara abadi berpantun. Peserta hanya diwajibkan menyampaikan 3 pantun yang terdiri dari 4 baris 2 bait.  Baris pertama dan kedua sebagai kiasan sedangkan baris ke tiga dan keempat makna dari pesan pantun itu sendiri. Satu persatu rakyat ditest membawa hapalan pantun.

Ternyata rakyat semua pandai bicara namun kaedah pantun yang benar hanya beberapa orang saja yang memahami. Tim Seleksi geleng geleng kepala bersebab dari sekian banyak pendaftar hanya 10 orang lolos test. Termasuk Mukidi.  10 peserta yang lulus test di kumpulkan untuk mendapatkan pengarahan. Mereka terdiri dari 6 pria dan 4 wanita.

Perdana  Menteri Sakti Alam mengucapkan selamat kepada Calon Jubir dan menjelaskan perihal tugas dan fasilitas. Tugas menjadi juru penerang Kerajaan terkait mensisialisasikan program kerja  dan kebijakan Raja serta menghilangkan syak wasangka buruk (zaman sekarang di sebut Hoax) tentang Istana.

Sedangkan fasilitas,  setiap Jubir mendapatkan penghasilan berupa gaji bulanan, rumah dinas, kendaraan berupa perahu layar. Rencana mereka akan dihadapkan kepada Raja pada kesempatan pertama guna melakukan prosesi pelantikan serta mendengarkan arahan Sri Paduka Alam Semesta.

Sebelum Hari H pelantikan Jubir, 3 Pejabat Istana Pusing 7 keliling. Pasalnya rencana  mendapatkan 100 Jubir tidak berhasil. Perdana Menteri Sakti Alam, Puan dan Tengku pusing berpikir keras bagaimana melaporkan kegagalan ini kepada Raja. Melihat kegalauan orang istana Mukidi bertindak, Maka berpantunlah dia :

Batok kelapa bernama tempurung

Diparut Emak jadilah santan

Wahai Tuan kenapa termenung

Bolehkan hamba memberikan saran

Puan Menjawab

Diparut Emak jadilah santan

Santan dimasak rendang terhidang

Wahai Mukidi berilah saran

Jubir kurang Raja meradang

Mukidi memberi saran :

Santan dimasak langsung dimakan

Rendang enak jadi buah bibir

Kenapa tidak cari konsultan

Di negeri sebelah berjibun jubir

Perdana Menteri langsung menyalami Mukidi. " Jenius sekali dikau kisanak saranmu benar benar hebat, "  Raja pasti tidak berang kalau kita sarankan meminjam 90 tenaga jubir dari  negeri sebelah. Mukidi memang terkenal hebat, Beliau selalu mampu memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. (pegadaian khalee..)

Salamsalaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun